Hadapi Ukraina, Belarusia dan Rusia Kerahkan Satuan Militer Gabungan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 11 Oktober 2022 09:58 WIB
Jakarta, MI - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan, Belarusia dan Rusia akan mengerahkan satuan tugas militer gabungan akibat peningkatan ketegangan di perbatasan wilayah barat negara itu dengan Ukraina, menurut kantor berita Belta yang dikelola pemerintah. Lukashenko mengatakan kemarin bahwa, kedua negara mulai menyatukan kekuatan militer dua hari lalu atau setelah ledakan di jembatan yang menghubungkan Rusia ke Semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014. Pengumuman itu muncul saat rudal Rusia menyerang beberapa kota di Ukraina, termasuk Ibu Kota, Kyiv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. “Saya sudah mengatakan bahwa hari ini Ukraina tidak hanya membahas tetapi merencanakan serangan di wilayah Belarusia,” kata Lukashenko. Menurut kantor berita negara Belta, sebagaimana mengutip Lukashenko saat melakukan pertemuan dengan pejabat keamanan. Namun dia tidak memberikan bukti apa pun untuk klaim tersebut. “Kami telah sepakat untuk menyebarkan aparat militer berdasarkan pengelompokan regional Federasi Rusia dan Republik Belarusia,” tambahnya. Lukashenko juga tidak merinci di mana pasukan akan dikerahkan. Presiden itu mengatakan Belarusia "harus memiliki rencana sebelumnya untuk melawan semua jenis perbuatan jahat yang mencoba menyeret pihaknya ke dalam pertempuran". “Seharusnya tidak ada perang di wilayah Belarusia,” tambahnya seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (11/10). Sebagai catatan, Belarusia bergantung secara finansial dan politik pada sekutu utamanya, Rusia. Pasukan Rusia menggunakan Belarusia sebagai pos dan pangkalan militer untuk invasi 24 Februari mereka ke Ukraina. Rusia mengirim pasukan dan peralatan ke Ukraina utara dari pangkalan di Belarusia. Dalam sebuah posting Twitter pada hari Senin, pemimpin oposisi yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya mengatakan "Ukraina tidak menimbulkan ancaman bagi Belarusia" dan menyebut pernyataan itu sebagai "kebohongan" oleh Lukashenko "untuk membenarkan keterlibatannya dalam teror" terhadap Ukraina. “Saya mendesak militer Belarusia: Jangan mengikuti perintah kriminal dan tolak untuk berpartisipasi dalam perang Putin melawan tetangga kita,” tulisnya.