Terbongkar! Luhut Pernah Meminta Panda Nababan Bebaskan Adik Prabowo Subianto dari Rutan Salemba, Melobi Jaksa Agung!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 Desember 2022 16:23 WIB
Jakarta, MI - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan mengaku pernah menolong atau membebaskan adik Prabowo Subianto, seorang pengusaha Hashim Djojohadikusumo dari tahanan Kejaksaan Agung cabang Salemba terkait kasus penyalahgunaan ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) Bank Industri pada tahun 2003 silam. Saat itu, Panda Nababan mengatakan perannya dalam mengeluarkan adik Prabowo dari penjara Salemba adalah melobi ke Jaksa Agung MA Rachman. "Jadi Luhut minta tolong ke saya, Panda, itu adiknya Prabowo ditahan di Salemba, kau bantulah biar bisa keluar," kata Panda dikutip Monitor Indonesia dalam videonya, Minggu (18/12). Namun demikian, Panda tidak langsung mengamini permintaan Luhut itu. Akan tetapi Panda berdalih tidak mengenal Prabowo Subianto. Namun Luhut mengatakan, nanti Prabowo menelepon dan bertemu dengan Panda. Prabowo dan Panda akhirnya bertemu di Hotel Mandarin Oriental di Jakarta Pusat sekitar pukul 15.00 atau 16.00 WIB. Begitu bertemu, Panda justru meminta konfirmasi kepada Prabowo soal hubungan mantan Danjen Kopassus itu dengan Luhut. Dalam pertemuan itu, Prabowo meminta tolong agar adiknya, Hasyim Djojohadikusumo dikeluarkan dari tahanan di Penjara Salemba. "Aku bilang, aku dengar kalian (Prabowo-Luhut) nggak baikan ya," tanya Panda ke Prabowo. Namun, saat itu Prabowo menjawab hubungannya dengan Luhut baik-baik saja.  Panda yang ragu dengan jawaban itu langsung meminta Prabowo menelepon Luhut. Seketika Prabowo menghubungi Luhut dan mengaku sedang bersama Panda. Selanjutnya, Prabowo menyerahkan teleponnya kepada Panda. Menurut Panda, dirinya saat itu bercakap menggunakan gaya formal saat berbicara via telepon dengan Luhut. Panda pun memanggil mantan tentara itu dengan panggilan Pak Luhut.  Panda juga bertanya kepada Luhut soal hubungan mantan Dubes RI untuk Singapura itu dengan Prabowo. Luhut langsung menjawab menggunakan bahasa Batak. "Jangan begitulah kau, kalau bantu, bantulah," ucap Panda menirukan perkataan Luhut. Panda kemudian bertanya kepada Prabowo soal mengapa Hashim harus dilepaskan dari tahanan kejaksaan. "Jadi Hasyim dia baru masuk Kristen, dia suka bikin doa doa di penjara, bikin penginjilan. Jadi takut nanti orang tersinggung bisa ditikam lah atau bagaimana, macam macam alasannya untuk keluarkan Hasyim," ujar Panda. Selanjutnya, Panda minta pengacara Hasyim yaitu Hotman Paris didatangkan. Hotman diminta untuk buat surat penangguhan penahanan. Panda minta surat itu segera dikirimkan kepadanya malam itu juga. Akhirnya surat dari Hotman sudah dikirim ke Panda malam itu juga. Besoknya, Panda ketemulah dengan Jaksa Agung MA Rachman. Panda serahkan surat penangguhan penahanan itu."Besoknya saya ketemu Jaksa Agung," kata Panda Karena kebetulan hubungan Panda dengan Jaksa Agung MA Rachman dekat, maka langsung itu penangguhan penahanan itu cepat diproses. Selanjutnya, Jaksa Agung di pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri itu meminta Panda menjadi penjamin bagi penangguhan penahanan untuk Hasim. "Jaksa Agung bilang ya udah kau jaminannya ya, nggak sampai 24 jam, udah keluar," jelas Hasyim. Besoknya Prabowo dan Hasyim menghadap Panda menyampikan terima kasih ke Panda sudah bisa keluarkan Hasyim dari Salemba. Sebagai ucapan terima kasih Prabowo dan Hasyim ngasih segepon uang. Tapi Panda menolaknya, dia menyarankan terima kasihlah ke Luhut. Tanpa luhut dia nggak bisa keluarkan Hasyim. Keesokan harinya, Panda didatangi Prabowo dan Hashim. Dua putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo itu membawa sesuatu untuk Panda. "Besoknya, datanglah Prabowo dan Hashim bilang terima kasih. Biasalah, bawa sesuatu," kata Panda. Namun, saat itu Panda langsung menolak pemberian dari Prabowo dan Hashim. Dia meminta pemberian itu diserahkan kepada Luhut saja. "Aku bilang kasih Luhut, soalnya kasus ini saya tahu dari Luhut, biat Luhut yang kasih aku Luhut bilang hebat kau ya enggak mau uang. Kan bukan begitu (nggak mau uang) jadi ada tata kramanya nggak gitu. Biar Luhut yang bagi kan kita kenal mereka berdua," demikian cerita Panda.