Kasus Tewasnya Brigadir Setyo Belum Naik ke Penyidikan, Kapolda Kaltara Tak Kunjung Diperiksa

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 8 Oktober 2023 23:47 WIB
Jakarta, MI - Hingga saat ini, kasus tewasnya Brigadir Polisi (Brigpol) Setyo Herlambang (SH) masih dalam penyelidikan. Brigadir Setyo merupakan pengawal pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya. Brigadir Setyo ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar di rumah dinas sang jenderal, Jumat 22 September 2023 sekira pukul 13.15 WITA. Di samping jenazah tergeletak senjata api jenis HS-9 dengan nomor senpi HS178837 yang merupakan inventaris dinas. Tim Asistensi Bareskrim Polri pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus kematian Brigadir Setyo Herlambang, dan ada sejumlah fakta baru dalam hasil penyelidikan tim Bareskrim Polri di lokasi kematian Brigadir Setyo. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan sebelunya menyatakan, berdasarkan dari hasil analisis kamera pemantau atau CCTV di rumah dinas Kapolda Kaltara, diketahui tidak ada orang lain yang keluar masuk sebelum dan sesudah kejadian tewasnya Brigadir SH. Dari hasil analisis CCTV dari dua kamera yang berada di depan pintu masuk menuju kamar dan di bagian samping menghadap jendela. "Hasil penyelidikan dan juga analisa CCTV sebelum kejadian sampai terjadinya peristiwa tersebut, tidak ada orang lain yang masuk ke dalam kamar," beber Ramadhan di Bareskrim Polri, Selasa (3/10) lalu. Selain memeriksa CCTV, kata Ramadhan, tim juga memeriksa sidik jari dan jejak asam deoksiribonukleat atau DNA di lokasi TKP, serta yang ada di senjata api dan magasin. Pemeriksan sidik jari dan DNA ini dilakukan oleh Puslabfor Polri yang hasilnya akan didapat 10 hingga 14 hari ke depan. "Ini sedang dalam proses pemeriksaan, hasil DNA tersebut untuk menguatkan dengan sidik jari yang ada di TKP nanti, ini membuthkan waktu 10 sampai 14 hari ke depan," ujar Ramadhan. 13 Anggota Polri Diperiksa Sudah 14 saksi yang diperiksa polisi, 13 di antaranya adalah anggota Polri. Kemudian satu pegawai harian lepas dan kemungkinan tim dari Mabes Polri masih akan melakukan panggilan pemeriksaan ulang terhadap para saksi atau saksi tambahan lainnya. Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Utara, Kombes Budi Rachmat berjanji pihaknya akan terus menyampaikan hasil penyelidikan kasus tewasnya Brigadir Setyo Herlambang kepada publik. "Kami akan terus menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik dan ini disupervisi Biro Paminal Bidang Propam Mabes Polri,” kata Budi saat jumpa pers di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, pada Senin (26/9) lalu. “Kemudian kita juga diasistensi oleh Bareskrim, Pusdokkes, Puslabfor Polri supaya kasus ini cepat terungkap terang benderang,” sambungnya. Segeran Naik ke Penyidikan Budi menjelaskan, Polda Kaltara telah melakukan gelar perkara dalam kasus ini dengan melihat rekaman kamera pengawas atau CCTV di rumah dinas Kapolda Kaltara yang merupakan lokasi tewasnya Brigadir Setyo. Menurut Budi Rachmat, proses gelar perkara tersebut turut disupervisi oleh Biro Paminal Divisi Propam Mabes Polri. Selain melakukan gelar perkara, lanjut Budi, Polda Kaltara juga telah melakukan rekonstruksi di tempat kejadian perkara pada Minggu (24/9/2023) yang dimulai pukul 09.00 sampai sekitar pukul 14.00 WITA. "Jadi, saat ini statusnya masih dalam proses penyelidikan, nantinya akan dinaikkan statusnya ke penyidikan," katanya. Budi menambahkan bahwa saat ini pihkanya masih mengumpulkan barang bukti. Nantinya, akan diserahkan kepada Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk diperiksa. Kapolda Kaltara Tak Kunjung Diperiksa Dalam mengawal kasus ini, Divisi Propam Polri tidak menutup kemungkinan memeriksa Irjen Pol Daniel Adityajaya. Hal itu dilakukan, agar penyidikan kematian pengawal pribadinya bisa terang benderang. Namun, hingga kini Irjen Pol Daniel Adityajaya belum dilakukan pemeriksaan soal kasus tersebut. Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya sebelumnya menegaskan, siap diperiksa Mabes Polri demi mengungkap kasus ini. “Jika memang diperlukan, saya lebih bisa. Kami pasti akan datang untuk mengklarifikasi, karena kita semua semangatnya sama. Bagaimana membuka perkara ini secara objektif dan transparan, sesuai petunjuk Bapak Kapolri,” tegas Daniel saat ditemui awak media usai mengikuti Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lapangan Agatish Tanjung Selor, Senin (2/10) lalu. Daniel mengakui, institusi yang dipimpinnya bekerja cermat dan transparan. Untuk mengungkap fakta kasus kematian walpri Brigadir Setyo Herlambang. Bahkan, lanjut dia, untuk proses penyelidikan semua dilakukan secara objektif dan transparan sesuai petunjuk Kapolri. Dalam penyelidikan kasus ini, melibatkan Tim Mabes Polri dan berupaya mengungkap perkara ini secara ilmiah menggunakan metode scientific crime investigation. Metode tersebut merupakan metode yang memadukan teknik prosedur dan teori ilmiah. Untuk melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum. Dia juga mengatakan, dalam pengungkapan kasus ini, polisi melakukan interkolaborasi prosesi. Agar polisi mendapatkan kesimpulan berdasarkan keidentikan yang dihasilkan dari berbagai sudut pandang. “Kita menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Laboratorium Forensik Mabes Polri. Nanti baru langkah-langkah selanjutnya, untuk menemui titik akhir,” tutur Daniel. Berkaitan penyelidikan yang dilakukan Tim Mabes Polri, kata dia, bahwa hal-hal lain yang belum bisa ditangani Polda Kalimantan Utara dapat dilengkapi lebih dalam dan diteliti olen Mabes Polri. “Nanti kita lihat hasilnya seperti apa. Apakah rekonstruksi lagi atau gelar perkara lagi. Kita tunggu perkembangan lebih lanjut,” ungkapnya. Terhadap transparansi kasus ini, Daniel mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan rekaman CCTV kepada keluarga Brigadir Daniel. Bahkan disaksikan pengacara keluarga korban dan Kompolnas di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah, di antaranya ketika akan minta diotopsi sesuai permintaan keluarga korban. Kondisi almarhum dari pertama kali ditemukan masih utuh, kemudian dibawa ke Semarang dan keluarga melihat sendiri. Lalu, dilaksanakan otopsi di Semarang sesuai permintaan, semua terbuka. Rekaman CCTV pun sudah diperlihatkan kepada keluarga korban. “Ini semua terbuka, kita tinggal melihat hasilnya seperti apa. Tak usah berspekulasi dulu, semua akan objektif dan transparan sesuai petunjuk Bapak Kapolri,” tandasnya (An)