Impor Migas Meningkat, Politisi PKS Tuding Pemerintah Tak Konsisten

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 18 Juni 2021 20:30 WIB
Monitorindonesia.com - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menuding Pemerintah tidak konsisten untuk menurunkan impor minyak dan gas (migas), sehingga sejumlah defisit transaksi yang terus berjalan dari sektor ini semakin membengkak. "Pengelolaan impor migas nasional terlihat makin tidak terkendali. Apa Pemerintah kalah menghadapi tekanan para mafia impor migas? Ini harus mengklarifikasi soal ini," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/6/2021). Bahkan, Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai pemerintah tidak melakukan berbagai upaya dengan adanya penyusutan nilai impor migas di tahun 2021. Padahal, kebijakan tersebut diharapkan untuk menurunkan defisit transaksi yang berjalan baik dari sektor migas, khususnya BBM dan gas LPG. “Selain itu, pemerintah terkesan melepas kendali impor migas sehingga berakibat defisit transaksi yang sedang berjalan di sektor migas kembali meningkat,” sebut dia. Karena itu, Mulyanto menghimbau kepada Pemerintah untuk bersungguh-sungguh dan konsisten dalam menangani masalah ini. Sebab di tengah ruang fiskal yang terbatas, defisit transaksi berjalan ini harus ditekan seminimal mungkin, agar uang tidak lari keluar. “Harus diakui kondisi keuangan Negara saat ini sedang sulit. Bahkan untuk membiayai berbagai program penanggulangan pandemi Covid-19 saja tidak memadai dan harus berutang. Jadi sepantasnya, impor migas yang dapat menguras devisa Negara ini dibatasi dan disubstitusi dari sumber domestik," pungkasnya. Menurut data terakhir BPS bulan Mei 2021, adanya lonjakan impor migas sebesar USD 2.06 milyar atau naik 212 persen dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2020. Untuk defisit transaksi yang berjalan untuk sektor migas pada bulan Mei 2021 sebesar USD 1.12 milyar jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2020 meningkat sebesar 1020 persen.  Sehingga rata-rata bulanan defisit transaksi berjalan sektor migas di tahun 2021 sebesar USD 0.933 milyar. Kendati demikian, apabila diprediksi total defisit transaksi berjalan sektor migas untuk tahun 2021 angkanya meningkat menjadi sebesar USD 11 milyar. Sebelumnya, ditahun 2019 sebesar USD 10 milyar dan bahkan hanya sebesar USD 6 milyar pada tahun 2020.  "Ini angka yang fantastis. Meroket lebih dari sepuluh kali lipat," tutup Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI. (AAS)

Topik:

impor migas penerintah tak konsisten