Tumbangkan Ekonomi Rusia, AS Minta Eropa Boikot Impor Minyak Negara Itu

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Maret 2022 11:28 WIB
Monitorindonesia.com - Pemerintah Amerika Serikat melobi sekutunya di Eropa untuk mengupayakan larangan impor minyak dari Rusia. “Kami sekarang berbicara dengan mitra dan sekutu Eropa kami untuk melihat secara terkoordinasi prospek pelarangan impor minyak Kremlin,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken seperti dikutip CNN.com, Senin (7/3/2022). Perdebatan juga berkisar pada “memastikan bahwa masih ada pasokan minyak yang tepat di pasar dunia,” kata Blinken. Diskusi sangat aktif dan masih terus dibahas, katanya. Akhir pekan lalu Gedung Putih mengatakan sedang mencari cara untuk mengurangi konsumsi minyak Rusia AS sambil melindungi keluarga Amerika Serikat dari kenaikan harga. Akan tetapi tekanan meningkat pada negara-negara Barat untuk memotong impor energi Moscow sebagai cara untuk menekan Kremlin. “Tindakan yang kami ambil hingga saat ini telah berdampak buruk pada ekonomi Rusia,” tambah Blinken, merujuk pada sanksi yang secara ekonomi telah mengisolasi Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Dengan negara-negara Barat mempertimbangkan prospek boikot, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba masuk ke dalam perdebatan dan sangat menekankan bahwa menghentikan ekspor minyak Rusia sangat penting. Ketika ditanya tentang pengumuman Shell bahwa mereka terus membeli minyak negri beruang putih dan menyumbangkan keuntungannya untuk tujuan Ukraina, Kuleba mendesak Shell dan raksasa energi lainnya untuk memotong sumber pendapatan terbesar Moskow dan “berhenti membeli minyaknya”. "Minyak dan gas Rusia berbau darah Ukraina," katanya. Harga gas di Eropa dan Inggris melonjak ke rekor tertinggi pekan lalu di tengah kekhawatiran gangguan pasokan. Harga minyak terus naik dan harga Brent berjangka berakhir pada posisi US$ 118,11 per barel atau level tertinggi sejak 2008. [zan]

Topik:

Amerika Serikat perang rusia-ukraina