Limbah Batu Bara PLN Diolah Adi Karya Jadi Campuran Beton 150 KM Jalan di Kalsel

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 9 Maret 2022 09:47 WIB
Tanah Laut, Monitorindonesia.com – PLN dan PT Adhi Karya memakai limbah sisa pembakaran batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Asam Asam untuk membangun jalan sepanjang 150 km di Provinsi Kalimantan Selatan. GM PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Kalimantan Daniel Eliawardhana menjelaskan PLN mengirimkan 140 ton FABA ke Adhi Karya yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan tambah pengganti semen pada campuran beton dalam proyek infrastruktur tersebut. "Optimalisasi pemanfaatan FABA gencar dilakukan menyusul dikategorikannya FABA menjadi limbah non-bahan berbahaya dan beracun (B3)," ujar Daniel, dalam rilis PLN, Rabu (9/3/2022). Daniel merinci PLTU Asam Asam berkapasitas 4x65 megawatt yang terletak di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan menghasilkan 160 ton FABA per hari dalam proses produksinya. “PLN menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam pemanfaatan FABA hasil pembakaran batu bara untuk berbagai bahan baku keperluan sektor konstruksi dan infrastruktur di sekitar lokasi PLTU Asam-asam,” imbuh Daniel. Daniel menambahkan Saat ini di lokasi PLTU Asam Asam terdapat lima ratus ribu ton stok FABA. Selain dimanfaatkan Adhi Karya, FABA ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan UMKM setempat untuk diolah menjadi paving block dan batako. "Kami secara proaktif mengajak pemerintah daerah, UMKM, Badan Usaha Milik Desa serta kelompok masyarakat untuk dapat memanfaatkan FABA menjadi produk ramah lingkungan dan memberikan multiplier effect dalam meningkatkan kontribusi terhadap sektor perekonomian," kata Daniel. FABA bisa dikategorikan sebagai produk samping yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara pada PLTU. Sesuai dengan semangat pemanfaatan yang bersifat 4M (mudah, murah, mutu dan masif), PLN memastikan seluruh syarat dan persetujuan lingkungan telah dipenuhi sesuai standar dan ketentuan nasional yang mengacu pada standar prosedur internasional best available techniques (BAT) dan best environmental practices (BEP). [tar]