RI Ajak Inggris Investasi di Bidang Industri Teknologi

wisnu
wisnu
Diperbarui 28 Maret 2022 10:23 WIB
Monitorindonesia.com – Demi mendorong nilai tambah dan pemerataan ekonomi di Tanah Air, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak Inggris untuk berinvestasi di Indonesia. "Saya berharap Pemerintah Inggris dapat mengambil peran aktif dalam mendorong perusahaan asal Inggris untuk berinvestasi di bidang industri hilirisasi yang berbasis sumber daya alam," kata Bahlil dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (28/3). Hal ini, kata Bahlil, selaras dengan prioritas Pemerintah Indonesia saat ini dalam upaya percepatan transformasi ekonomi Indonesia. Menanggapi hal itu, Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone menyampaikan minat Pemerintah Inggris untuk bersama Indonesia mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dengan cakupan teknologi dan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan Inggris di sektor tersebut, Menteri Investasi Inggris yakin bisa berkontribusi optimal dalam mendorong hilirisasi di Indonesia. Baca juga: UNISMA Diminta Tangkap Peluang dari Revolusi Teknologi "Inggris dapat berperan sebagai hub investasi negara Eropa untuk masuk dan berinvestasi di sektor tersebut di Indonesia, memanfaatkan perjanjian perdagangan Inggris dengan sejumlah negara mitra strategis," kata Lord Grimstone. Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Teknologi, Inovasi dan Ilmu Hayati Inggris Lord Kamall mengaku telah menjalin komunikasi dengan Menteri Kesehatan RI menjajaki potensi kerja sama di bidang kesehatan. "Posisi Indonesia sebagai penyumbang populasi terbesar di ASEAN, sekitar 43 persen, sangat potensial menjadi hub bagi perusahaan sektor kesehatan Inggris untuk penetrasi pasar di kawasan tersebut," ungkap Lord Kamall. Bahlil mengundang perusahaan Inggris untuk mengembangkan investasi sektor kesehatan seperti halnya industri alat kesehatan dan vaksin di Indonesia. "Indonesia memiliki penduduk kelas menengah yang besar dan terus bertumbuh. Ini merupakan faktor penting dalam konteks potensi pengembangan industri kesehatan dengan keunggulan demografi yang dimiliki oleh Indonesia," kata Bahlil. Bahlil juga menyampaikan rencana jangka pendek ke depan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Menteri Investasi Inggris yang salah satunya melalui penjajakan nota kesepahaman antara kedua menteri. "Bagaimana Indonesia dan Inggris dapat saling mengundang investasi yang bisa mendorong nilai tambah yang saling menguntungkan," ucap Bahlil. Ada pun, Lord Aamer Safraz dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya ke depan dari pertemuan dan komunikasi awal yang telah dibangun ini. "Saya berharap nota kesepahaman yang akan dijajaki lebih lanjut tersebut nantinya dapat menjadi basis dalam memfasilitasi berbagai rencana investasi strategis Inggris di Indonesia dan juga sebaliknya," ujarnya. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka mendapatkan dukungan Pemerintah Inggris untuk bersama-sama mendorong tindak lanjut komitmen investasi perusahaan Inggris yang telah disampaikan kepada Presiden RI di sela-sela kegiatan COP 26 bulan Oktober 2021.