Rupiah Cemas Tunggu Pengumuman Inflasi AS

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 14 November 2023 16:41 WIB
Ilustrasi Inflasi Amerika (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Inflasi Amerika (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Rupiah kembali melemah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu lantaran masih terjadi capital outflow serta pelaku pasar sedang dalam mode menanti bagaimana hasil inflasi AS . Pengumuman itu  sangat mempengaruhi kebijakan bank sentral AS The Federal Researve (The Fed) ke depan.

Direktur Indosukses Futures Maruli Tua Sinambela mengatakan perhatian pasar tertuju pada data inflasi AS bulan Oktober yang dijadwalkan rilis hari ini.

“Inflasi umum AS diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%, sedikit melambat dari bulan sebelumnya,” ungkap Maruli kepada MonitorIndonesia.com, Selasa (14/11).

Menurutnya, pasar finansial secara keseluruhan dipengaruhi  oleh factor ini. Keinginan investor untuk mengambil posisi akan bergantung pada tingkat eskalasi geopolitik serta langkah-langkah kebijakan moneter AS.

“Pertumbuhan inflasi AS dan kenaikan imbal hasil Treasury dapat memengaruhinilai tukar Rupiah. Kebijakan moneter AS yang lebih ketat dapat menarik investor” terangnya.

Selain itu, sentimen pasar global seperti hasil positifdari pertemuan AS-Tiongkok dapat meningkatkan kepercayaan  investor terhadap mata uang berisiko, termasuk Rupiah.

“Namun sebaliknya, kekhawatiran geopolitik dapat memicu aksi pelarian modal dari mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah tentunya,” jelas Maruli.

Maruli juga mengingatkan bahwa pasar keuangan sangat  kompleks, dan dampak sentimen  terhadap nilai tukar Rupiah dapat bervariasi, dipengaruhi  oleh faktor eksternal dan domestik.

“Kondisi ekonomi dalam negeri dan kebijakan Bank Indonesia (BI) juga dapat memainkan peran dalam mendukung atau menekannilai tukar Rupiah,” pungkasnya.