Imbas Boikot Israel, Saham Starbucks & KFC Ambruk

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 16 November 2023 08:33 WIB
Ilustrasi Kopi Starbucks (Foto: Pexels)
Ilustrasi Kopi Starbucks (Foto: Pexels)

Jakarta, MI - Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) menjadi semakin populer. Gerakan ini berfokus pada konsumen yang meminta perusahaan perdagangan di seluruh dunia untuk berhenti menjual barang dari Israel.

Beberapa perusahaan di Indonesia juga memiliki hubungan dengan Israel. Aksi boikot tidak hanya akan berdampak pada harga sahamnya, tetapi juga akan berdampak pada hasil penjualan masing-masing emiten dari kuartal IV hingga 2023.

Pada perdagangan Selasa (14/11), saham MAPI ditutup turun 1,24% ke 1.590. Bahkan pada perdagangan hari itu, MAPI menjadi saham nomor satu yang paling banyak 'dibuang' investor asing, yakni dengan net sell Rp56,8 miliar.

Jaringan ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), yang melalui anak usahanya PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) mengelola brand kopi ternama Starbucks Indonesia. Brand kopi terbesar di dunia asal Amerika Serikat (AS) itu benar-benar terdampak dari perang Hamas-Israel. Hal ini lantaran Starbucks disebut-sebut mendukung Israel.

Sementara itu, MAPB dalam satu bulan terakhir tercatat telah terapresiasi 1,79%. Namun, sepanjang sepekan terakhir, saham MAPB telah turun 0,25%. Pada perdagangan pekan lalu, saham MAPB telah ditutup 'jalan di tempat' selama 3 hari perdagangan. Per sesi I pukul 10.35 WIB perdagangan hari ini Rabu (15/11), saham MAPB terpantau masih stagnan di harga 1.985.

Selain saham Starbucks anjlok di AS, sejumlah outlet Starbucks kini sepi pengunjung di dua titik ibu kota dan kota penyangga. Namun, pihak Starbucks Indonesia menyatakan tidak mengikuti langkah Starbucks di AS dan juga telah mengutuk tindakan teror.

Selain Starbucks, restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) juga turut kena imbasnya. Di Indonesia, KFC dinaungi oleh PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST).

Saham FAST tercatat telah terkoreksi 5,70% sepanjang satu bulan terakhir. Bahkan, sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) FAST telah ambruk 9,15%. Per sesi I pukul 10.47 WIB perdagangan hari ini, FAST ambles 0,67% ke harga 745.

PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menaungi segudang merk consumer goods ternama juga ikut terdampak aksi boikot ini. Dalam sepekan terakhir, UNVR tercatat mengalami penurunan 9,16%. Bahkan, saham UNVR turun 26,38% secara tahunan. Pada sesi I perdagangan hari ini, pukul 10.58 WIB, UNVR turun 0,29% ke harga 3.470. Selama dua hari berturut-turut pekan ini, UNVR telah ditutup di zona merah. (Ran)

Berita Terkait