Sepanjang Tahun 2023, BPS Catat Inflasi Desember Tembus 0,41 Persen

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 2 Januari 2024 13:15 WIB
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (2/1) (Foto: Antara)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (2/1) (Foto: Antara)

Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2023 sebesar 2,61 persen, sedangkan inflasi Desember 2023 tembus 0,41 persen jika dibandingkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan sebelumnya (month-to-month).

"Terjadi peningkatan IHK dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023. Angka inflasi tahunan sama dengan inflasi tahun kalender yaitu sebesar 2,61 persen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Selasa (2/1).

Kata dia, tingkat inflasi Desember adalah yang tertinggi sepanjang tahun 2023. Sementara kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1,07 persen dan andil 0,29 persen.

"Tingkat inflasi bulanan Desember 2023 adalah yang tertinggi sepanjang tahun 2023 dan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen dan andil inflasi 0,29 persen," paparnya.

Lebih lanjut, angka komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,06 persen, bawang merah andil 0,04 persen, tomat andil inflasi 0,03 persen, cabai rawit andil inflasi sebesar 0,02 persen, beras andil 0,02 persen, dan telur ayam ras andil 0,02 persen.

Kemudian terdapat komoditas di luar makanan, minuman, dan tembakau yang juga memberikan andil signifikan terhadap inflasi secara bulanan (month to month).

"Selain itu terdapat komoditas di luar kelompok makanan dan minuman dan tembakau yang juga memberikan andil signifikan terhadap inflasi secara month to month, antara lain tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen, emas perhiasan dengan andil 0,02 persen, rekreasi dengan andil 0,01 persen," tuturnya. (DI)