Kutukan Periode Kedua Pemerintahan Joko Widodo

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 29 Januari 2024 17:41 WIB
Tom Lembong menjadi salah satu dari tim Amin. (Foto: Dok MI/ Ist)
Tom Lembong menjadi salah satu dari tim Amin. (Foto: Dok MI/ Ist)

Jakarta, MI – Tom Lembong menjadi salah satu dari tim Amin yang saat ini namanya terus disebut di media sosial. Bahkan Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia dan Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Indonesia juga ikut mengomentari terkait pernyataan dari Co-Captain Timnas AMIN yang mempunyai nama lengkap  Thomas Trikasih Lembon ini.

Dalam podcast bersama Novel Baswedan, Tom mengatakan tentang kutukan periode kedua. Kutukan periode kedua dibeberkan Tom Lembong yang menjelaskan bahwa inilah waktunya menguangkan kekuasaan.

Menurut Tom, bahwa periode kedua dari pejabat merupakan kesempatan untuk mengumpulkan unag sebanyak-banyaknya. “Ini merupakan fenomena legendari yaitu second term curse atau kutukan periode kedua, setelah dipilih kembali dan sudah konsolidasi kekuasaan kemudian muncul motifasi untuk memaksimalkan peluang untuk menguangkan kekuasaan,” katanya.

“Para pejabat di periode kekedua berlomba-lomba gimana menguangkan peluang yang masih ada karena masa kekuasaan hanya tersisa berapa tahun,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Tom juga menjelaskan bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo berubah pada periode kedua. “Sangat-sangat berubah sekali, mulai dari suasana di pemerintahan serta kultur di pemerintahan itu,” ujarnya.

Menurut Tom, Pergeseran tersebut dari gaya pemerintahan yang teknokratis yang mendorong banyak profesional untuk menjabat ke arah yang lebih politisasi. “Para pejabat lebih berorientasi pada loyalis serta political appointment,” jelasnya.

Pada periode pertama, menurut pengalamnya banyak menteri-menteri yang profesional ditunjuk oleh Parpol. Meskipun ada juga menteri yang bukan dari Parpol namun figurnya serta individunya memiliki integritas serta kompeten.

Sedangkan Luhut mengomentari Tom terkait dengan pengakuannya atas contekan yang diberikan pada Jokowi dalam menyampaikan berbagai pidato. Selain itu, Luhut juga mengatakan jika penyataan Tom atas Tesla yang menggunakan baterai LFP untuk mobil listriknya tidaklah benar.

Tidak sampai disitu, Luhut juga menuding jika Tom meninggalkan cabinet dengan kondisi pekerjaan yang terbengkalai, salah satunya adalah program OSS atau Online Single Submission yang sistim penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko melalui sistem. “OSS saja kan tidak selesai dan kami yang membereskan semuanya,” terang Luhut di akun instagramnya.

Tak ketinggalan Bahlil yang juga menyinggung jika Tom meninggalkan kabinet dan tidak menyelesaikan investasi yang mencapai ratusan miliar yang kahirnya diselesaikan oleh timnya. (AM)