Yudi Sadewa: Bangkrutnya Bank BPR Gara-gara Kesalahan Jajaran Pimpinan

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 30 Januari 2024 19:51 WIB
Lembaga Pusat Penjaminan. (Foto: dok. LPS)
Lembaga Pusat Penjaminan. (Foto: dok. LPS)

Jakarta, MI - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut banyak Banyak Perkreditan Rakyat (BPR) yang bangkrut disebabkan karena kesalahan dari manajemen dan bukan karena kondisi perekonomian yang buruk.

Tidak hanya itu, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, bangkrutnya BPR saah satunya disebabkan oleh kesalahan jajaran pimpinannya. Sehingga LPS akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menangani hal tersebut.

"Kami koordinasi ketat dengan OJK untuk masalah itu, umumnya karena di maling sama pemilik bank," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/1).

Purbaya memaparkan, setiap tahunnya, selama 18 tahun terakhir, rata-rata ada sebanyak 6 hingga 7 BPR yang bangkrut. Bahkan tahun ini juga masih ada BPR yang ditutup.

"Utamanya bukan karena berhubungan dengan kondisi ekonomi tapi berhubungan dengan miss manajemen, tahun ini juga ada yang sampaikan ke kami, jumlah nya belum tahu," ucapnya.

LPS terus berkoordinasi dengan OJK untuk menangani hal tersebut agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat dan terus menciptakan iklim perbankan yang kondusif.

"Yang penting jangan ada pesan kita sedang kacau dan panik mengambil uangnya ramai-ramai, kondisi finansial dan ekonomi lita sedang baik, bank jatuh sudah biasa dari waktu ke waktu, 6-7 yang jatuh, tahun ini mungkin akan jatuh ke rata-rata lagi," katanya.

Purbaya menambahkan, kesalahan manajemen umumnya dapat diperbaiki dengan pengembangan sistem teknologi sebagai kontrol terhdap kejahatan keuangan.

"Kami tidak bisa bantu terlalu banyak, kami akan coba mengembangkan sistem IT yang bisa digunakan BPR hingga mereka berkompetisi dan bisa meningkat kemampuan manajemen lebih baik," pungkasnya