Duh! Harga Beras Naik Lagi, Ini Penjelasan Bulog
![Zefry Andalas](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
![Duh! Harga Beras Naik Lagi, Ini Penjelasan Bulog Beras. (Foto: web bulog.go.id)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/1e8ce063-0866-4dde-9a85-69df353731e5.jpg)
Jakarta, MI - Sepanjang Januari 2024, harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 300 sampai Rp 400 per kilogram (kg). Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan memang saat ini harga beras kembali meningkat. Penyebabnya adalah karena adanya keterlambatan masa tanam dan rendahnya hasil panen pada awal tahun.
“Situasi memang sedang dapat tekanan dari sisi produksi, sebagian petani kita terlambat tanamnya, baru mulai Januari mereka tanam,” kata Bayu kepada media, Senin (29/1).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pun menunjukkan hal yang sama, bahwa periode Januari-Februari 2024 produksi padi akan mengalami defisit 2,7 juta. Produksi panen yang melimpah baru akan terjadi pada Maret 2024. “Jadi sekarang sedang terjadi defisit, makanya harganya naik,” tambahnya.
Faktor lain yaitu harga pupuk yang belum juga turun. Ini disebabkan geopolitik Rusia dan ukraina yang tak kunjung usai, sehingga menyebabkan rantai pasok tersendat, karena karena situasi dengan laut merah yang membuat jalur transportasi lebih jauh karena dialihkan lewat Afrika.
Kendati demikan, Bayu mengatakan pemerintah terus berupaya untuk menekan harga beras yang saat ini tinggi. Caranya dengan menggenjot penyaluran bantuan pangan dan intervensi harga melalui Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).
“Bantuan pangan SPHP Bulog dilaksanakan paling tidak untuk masyarakat punya alternatif dan mengurangi tekanan dari kenaikan harga,” jelasnya.
Dalam pantauan KSP harga beras medium saja, per Senin (29/1) sudah mencapai Rp 14.850/kg. Sementara HET beras mediumnya rata-rata saat ini hanya di kisaran Rp 11.400/kg.
Berita Sebelumnya
![Kasus Demurrage Rp 350 Miliar Beras Impor, KPK Diminta Periksa Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi (kiri) dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi (kanan) (Foto: Kolase MI/Berbagai sumber)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/kepala-bapanas-arief-prasetyo-adi-kiri-dan-dirut-perum-bulog-bayu-krisnamurthi-kanan-foto-kolase-miberbagai-sumber.webp)
Kasus Demurrage Rp 350 Miliar Beras Impor, KPK Diminta Periksa Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi
23 Juni 2024 23:15 WIB
![490 Ribu Ton Beras Impor Bulog Sempat Tertahan di Pelabuhan - 'Sangat Mugkin Keuntungannya Masuk ke Rekening Siluman' Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan (Foto: Istimewa)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/pekerja-melakukan-aktivitas-bongkar-muat-beras-impor-di-pelabuhan.webp)
490 Ribu Ton Beras Impor Bulog Sempat Tertahan di Pelabuhan - 'Sangat Mugkin Keuntungannya Masuk ke Rekening Siluman'
18 Juni 2024 23:49 WIB