Insentif KLM Rp259 Triliun, Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan dan Ekonomi Nasional

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 20 November 2024 17:34 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Ist)
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pada program Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), Bank Indonesia (BI) menyalurkan insentif sebesar Rp259 triliun kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas hingga akhir Oktober 2024.

"Insentif KLM ini disalurkan kepada sektor-sektor prioritas," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan November 2024 di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Insentif KLM sebesar Rp259 triliun tersebut diberikan kepada kelompok bank badan usaha milik negara (BUMN) senilai Rp120,9 triliun, bank umum swasta nasional (BUSN) senilai Rp110,9 triliun, bank pembangunan daerah (BPD) senilai Rp24,7 triliun, serta kantor cabang bank asing (KCBA) senilai Rp2,6 triliun.

Adapun sektor-sektor prioritas tersebut meliputi hilirisasi minerba dan pangan, otomotif, perdagangan dan listrik, gas dan air (LGA), pariwisata dan ekonomi kreatif; serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Perlu diketahui bahwa KLM adalah insentif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui pengurangan giro bank di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan giro wajib minimum (GWM) yang wajib dipenuhi secara rata-rata.

Adapun pemberian insentif KLM bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan dan ekonomi nasional.

Selain itu, Perry menjelaskan transmisi kebijakan moneter berjalan dengan  baik. Suku bunga pasar uang (IndONIA) terus bergerak di sekitar BI-Rate, yaitu 6,20 persen pada 19 November 2024.

Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan per 15 November 2024 tercatat masing-masing pada level 6,79 persen, 6,85 persen, dan 7,07 persen. Tingkat suku bunga ini dinilai tetap menarik untuk mendukung aliran masuk modal asing.

Sejalan dengan perkembangan pasar global, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) untuk tenor 2 tahun dan 10 tahun juga mengalami peningkatan. Per 19 November 2024, imbal hasil masing-masing tercatat sebesar 6,44 persen dan 6,86 persen. Kenaikan ini sejalan dengan tren naiknya yield US Treasury.

Likuiditas perbankan tetap memadai seiring implementasi bauran kebijakan Bank Indonesia, termasuk KLM. Kondisi ini menciptakan stabilitas yang mendukung sektor perbankan.

Efisiensi dalam pembentukan harga yang semakin baik, didukung oleh transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), memberikan dampak positif pada suku bunga perbankan yang tetap memadai.

Pada Oktober 2024, suku bunga deposito satu bulan tercatat sebesar 4,73 persen, sedangkan suku bunga kredit berada di level 9,17 persen. Kedua angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Topik:

klm bi pemberian-insentif-klm pertumbuhan-kredit-perbankan perry-warjiyo