Korban Judi Online akan jadi 'Langganan' Rumah Sakit! Timboel Siregar Beri Solusi


Jakarta, MI - Beberapa hari yang lalu sejumlah media massa cetak, radio dan media online memberitakan tentang pasien korban judi online yang dirawat di RSCM.
Jumlah pasien rawat jalan akibat judi online di RSCM ada sebanyak 126 orang pasien atau naik 2 x lipat dari tahun lalu, dan pasien rawat inap sebanyak 46 orang atau naik 3 x lipat dari tahun lalu.
Tentunya pasien korban judi online ada juga yang dirawat di RS lain sehingga data korban judi online lebih banyak lagi.
Akibat judi online terjadi kerusakan otak sehingga pasien membutuhkan terapi kognitif dan harus mengonsumsi obat-obatan untuk melepaskan pasien dari keinginan untuk melakukan judi online lagi, menurut Koordinator BPJS Watch Timboel Siregar.
"Proses penyembuhan memakan waktu yang tidak cepat sehingga pasien korban judi online akan menjadi “langganan” RS," kata Timboel kepada Monitorindonesia.com, Sabtu (23/11/2024).
Sebuah radio swasta nasional menghadirkan diskusi tentang judi online. Diskusi berkembang menjadi pro-kontra terkait penanganan judi online yang selama ini dilakukan Pemerintah.
Namun menghapus situs judi online oleh Pemerintah, lanjut Timboel, bukan menjadi solusi sistematik karena dengan kecanggihan teknologi bandar judi bisa membuat situs judi online baru.
Apalagi, kata dia, muncul kasus 10 oknum di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang diduga "memelihara" 1.000 situs judi online dengan tidak memblokirnya.
Seorang pemirsa ikut memberikan saran agar pemberantasan judi online dilakukan sistematik dengan melibatkan pemerintah (pusat dan daerah), tokoh agama dan tokoh Masyarakat serta Masyarakat luas.
"Pemerintah harus terus melakukan kampanye anti judi online dan penghapusan situs judi online walaupun akan ada lagi situs judi online baru, termasuk mau memblokir rekening yang digunakan untuk transaksi judi Online," tuturnya.
Pemirsa radio tersebut pun menekankan pentingnya peran semua tokoh agama dalam kampanye anti-judi online, yang harus setiap saat disampaikan dalam khotban maupun aktivitas agama lainnya sebagai upaya pencegahan dan penyadaran masyarakat atas judi online.
Khotbah Jumat (22/11/2024) siang kemarin di wilayah RT. 12 Pinang Ranti berisi tentang kampanye anti judi online yang merupakan efek negatif dari kemajuan teknologi. Menurut Timboel, judi online menjadi musuh dan ancaman kemanusiaan bagi bangsa Indonesia.
"Kampanye anti judi online pun sudah banyak dikhotbahkan dalam Ibadah Minggu oleh para Pendeta, dan hal ini tentunya harus terus diselipkan dalam setiap khotbah untuk terus mengingatkan dan menyadarkan jemaat atas dampak besar judi online yang menyebabkan kerusakan otak (seperti pasien di RSCM), rusaknya hubungan keluarga (perceraian), kemiskinan dan akibat lainnya," bebernya.
Untuk lebih mendukung kampanye anti judi online ini Gereja pun harus memperlengkapi para pelawat gereja ke rumah-rumah jemaat untuk mengangkat masalah ini sehingga keluarga bisa saling mengingatkan akan bahaya judi online, termasuk kegiatan rutin gereja seperti Penelaahan Alkitab,
Persekutuan Jemaat Serentak, Doa Pagi, acara remaja dan Pemuda serta anak Sekolah Minggu. "Semoga seluruh masyarakat Indonesia dan terkhusus jemaat gereja memahami akibat judi online, dan pemain judi online akan semakin berkurang dan menjadi tidak ada lagi ke depan. Semoga seluruh pasien korban judi online bisa lekas sembuh untuk kembali beraktifitas seperti biasa," tandasnya.
Topik:
Judi Online Rumah Sakit RSCMBerita Sebelumnya
Pelepasan Ekspor Furnitur Senilai Rp1,11 miliar
Berita Selanjutnya
Hari Ini! Kenaikan Harga Cabai Merah Keriting Terbesar
Berita Terkait

KPK Beri Sinyal Garap Kasus Dito Ariotedjo dan Budi Arie, Siap-siap Saja!
13 September 2025 21:23 WIB

Budi Arie 'Ditendang' dari Kabinet Merah Putih: Sinyal APH Usut Keterlibatannya di Kasus Judol
9 September 2025 13:21 WIB