Harga Minyak Menguat di Tengah Sepinya Perdagangan Akhir Tahun

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 31 Desember 2024 08:08 WIB
Harga Minyak Dunia Mencatat Penguatan di Tengah Volume Perdagangan yang Tipis Akhir Tahun (Foto: Dok MI)
Harga Minyak Dunia Mencatat Penguatan di Tengah Volume Perdagangan yang Tipis Akhir Tahun (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Harga minyak dunia mencatat penguatan pada Senin (30/12/2024), di tengah volume perdagangan yang tipis akibat libur akhir tahun. Kedua patokan minyak utama, Brent dan WTI, mendekati level tertinggi dalam tujuh pekan, seiring optimisme pasar terhadap permintaan energi global.

Harga minyak mentah Brent naik 0,27 persen ke USD73,99 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) mencatat kenaikan 0,55 persen menjadi USD70,99 per barel. Meski begitu, sepanjang 2024, minyak Brent mengalami penurunan sebesar 3,96 persen, sedangkan WTI turun tipis 0,92 persen.

Pelaku pasar kini fokus pada data ekonomi dari dua konsumen minyak terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China. Investor menantikan hasil survei PMI manufaktur China dan survei ISM AS untuk Desember. Harapan meningkat bahwa ekonomi China akan menunjukkan pemulihan yang lebih kuat pada 2025, memberi angin segar bagi prospek permintaan minyak global

Sementara itu, cuaca yang lebih dingin dari biasanya mendorong harga gas alam naik 20 persen, yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak dalam jangka pendek.

"Faktor cuaca dingin turut mendukung kenaikan kompleks energi hari ini, seperti halnya gas alam, dengan harga minyak pemanas melonjak seiring suhu di bawah normal mulai melanda wilayah Timur Laut," ujar konsultan energi, Ritterbusch dalam sebuah catatan.

Ia menambahkan, premi diesel Januari terhadap bensin mencapai level tertinggi dalam sekitar tiga bulan, meskipun hal ini hanya berlaku selama prakiraan cuaca dingin tetap valid.

Namun, kekhawatiran tentang kelebihan pasokan pada 2025 dan risiko geopolitik membuat pasar tetap waspada. Para trader juga mengamati kebijakan minyak yang mungkin dipengaruhi oleh pemerintahan Trump yang akan datang.

Harga minyak mentah mendapatkan dorongan positif dari laporan mingguan EIA yang dirilis pada Jumat lalu. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa stok minyak mentah AS turun 4,24 juta barel, jauh lebih besar dibandingkan proyeksi penurunan 600.000 barel.

Selain itu, lonjakan 16 persen harga gas alam pada Senin ke level tertinggi satu tahun turut mendukung kenaikan harga minyak, setelah Layanan Cuaca Nasional memproyeksikan cuaca lebih dingin dari biasanya di wilayah Timur dan Midwest AS dalam prakiraan 8-14 hari ke depan.

Perubahan cuaca ini menjadi kejutan besar, mengingat awal musim dingin di AS sebelumnya terbilang cukup hangat.

Topik:

minyak-dunia harga-minyak brent wti