Pasar Pusat Data Indonesia Diproyeksikan Tembus Rp88 Triliun

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 21 Januari 2025 21:29 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Dorongan investasi di sektor pusat data kini menjadi fokus utama pemerintah, mengingat nilai pasar industri pusat data di Indonesia diperkirakan melonjak signifikan hingga mencapai Rp88 triliun pada 2030.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia memiliki tonggak sejarah penting dalam mengembangkan implementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan menjadi pelopor regional di wilayah Asia Tenggara. 

"Sebagai pelopor regional, Indonesia diharapkan menjadi pusat kekuatan pusat data regional. Kami memiliki beberapa wilayah, terutama di Jawa Barat Serta di luar Jawa, di Batam Untuk membuat zona ekonomi khusus untuk pusat data," ujar Airlangga dalam acara AI FORWARD: Alibaba Cloud Developer Summit 2025 di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (21/1/2025). 

Menurutnya, Indonesia menunjukkan potensi besar dalam sektor ini. Berdasarkan data yang dipaparkan Airlangga, nilai pasar industri pusat data di Indonesia diproyeksikan mencapai US$5,4 miliar atau sekitar Rp88,21 triliun pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,5% untuk periode 2024–2030.  

Oleh karena itu, pengembangan pusat data di Indonesia memerlukan investasi besar, terutama untuk mendukung kebutuhan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Airlangga menegaskan bahwa pembangunan pusat data AI harus memperhatikan beberapa faktor penting, seperti pemanfaatan energi hijau, penyediaan lahan yang luas, penggunaan sistem pendingin yang efisien, dan pengelolaan air yang memadai.

Menurut Data Map Center, saat ini Indonesia memiliki 141 pusat data yang tersebar di berbagai wilayah. Tiga pusat data di antaranya dimiliki oleh Alibaba Cloud. Selain itu, terdapat satu scrubbing center untuk mendukung keamanan data.  

Airlangga menambahkan bahwa sekitar 47 juta profesional digital akan dibutuhkan di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa tahun ke depan. Untuk mendukung kebutuhan ini, Indonesia telah mempersiapkan berbagai program pelatihan dan sertifikasi, termasuk beasiswa AI.  

Salah satu inisiatif penting yang diluncurkan adalah program TechX, hasil kolaborasi antara Indonesia dan Singapura. Program ini memberi peluang kepada profesional muda Indonesia untuk bekerja di perusahaan-perusahaan di Singapura selama satu tahun.

"[Program TechX] jadi siapa pun yang ingin bekerja di Singapura, di perusahaan Singapura untuk jangka waktu satu tahun, Anda dapat mendaftar dan pemerintah Indonesia serta pemerintah Singapura Mendukung program pertukaran ini," jelasnya.

Dengan ambisi bersama antara Indonesia dan Singapura, kawasan Asia Tenggara diharapkan mampu menjadi pusat digital utama, yang mengintegrasikan pengembangan pusat data dan kecerdasan buatan sebagai pilar utama transformasi digital.

Topik:

pusat-data investasi airlangga-hartarto