Harga Minyak Kembali Tergelincir, Sentimen OPEC+ dan Tarif AS Jadi Pemicu


Jakarta, MI - Harga minyak mentah kembali mengalami pelemahan pada Rabu (5/3/2025), dipicu oleh meningkatnya stok minyak di Amerika Serikat (AS), ketidakpastian perdagangan global, serta tanda-tanda perlambatan ekonomi dunia.
Meskipun terdapat sentimen positif dari kenaikan stok minyak mentah, hal itu tidak cukup untuk menopang harga di pasar global.
Harga Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat anjlok 2,61 persen menjadi USD66,32 per barel. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei turun lebih dalam, melemah 3,50 persen ke level USD69,34 per barel.
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak komersial AS naik 3,6 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh di atas perkiraan konsensus analis yang disurvei Reuters sebesar 0,34 juta barel.
Pelaku pasar memperhatikan potensi peningkatan pasokan seiring rencana OPEC+ untuk mengembalikan 2,2 juta barel per hari pemangkasan produksi secara bertahap selama 18 bulan, mulai bulan depan.
"Pasar sedikit khawatir keputusan OPEC+ ini menjadi awal dari penambahan pasokan bulanan lainnya. Namun, pernyataan OPEC+ menegaskan pendekatan untuk hanya menambah pasokan jika pasar mampu menyerapnya," ujar Analis UBS Giovanni Staunovo.
Mengutip dari MT Newswires, perlambatan ekonomi AS juga membebani sentimen setelah Presiden Donald Trump melancarkan perang dagang terhadap Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS.
Bank Sentral Federal (The Fed) Atlanta memperkirakan ekonomi AS terkontraksi 2,8 persen pada kuartal I-2025, sementara laporan ketenagakerjaan sektor swasta dari ADP menunjukkan penambahan hanya 77.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah ekspektasi 142.500 posisi.
PVM Oil Associates mencatat bahwa prospek ekonomi yang suram secara alami memberikan tekanan pada harga minyak, terutama dengan rencana OPEC+ menambah pasokan mulai April.
Namun, PVM Oil juga menekankan bahwa keputusan untuk menambah produksi ini masih bisa dibatalkan jika dalam beberapa pekan ke depan tidak terjadi pemulihan harga. Hal ini berpotensi membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Sementara itu, keputusan pemerintah AS mencabut izin Chevron untuk beroperasi di Venezuela menempatkan pasokan sebesar 200.000 barel per hari dalam risiko.
Di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan melemahnya permintaan energi, pasar minyak terus dibayangi ketidakpastian.
Topik:
minyak-mentah harga-minyakBerita Selanjutnya
Cek Rekomendasi Saham Hari Ini, 6 Maret 2025
Berita Terkait

Minyak Melonjak 3%, Tekanan AS ke Rusia dan Sinyal Damai Dagang Bikin Harga Terkerek
30 Juli 2025 08:19 WIB

Harga Minyak Terdongkrak, Ketegangan Laut Merah dan Produksi AS jadi Pemicu
9 Juli 2025 08:50 WIB