Belanja Pemerintah Terkontraksi 1,38 Persen, Apa Penyebabnya?

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 6 Mei 2025 16:25 WIB
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (Foto: Ist)
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I 2025. Capaian ini mencerminkan laju pertumbuhan yang positif meski menghadapi tantangan, dengan hampir seluruh komponen tumbuh, kecuali belanja pemerintah.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, seluruh komponen dari sisi pengeluaran menunjukkan tren yang positif pada triwulan pertama tahun ini, kecuali konsumsi pemerintah yang justru mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen.

"Pada triwulan I 2025, secara year on year seluruh komponen tumbuh positif kecuali konsumsi pemerintah," jelas Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). 

Dia menjelaskan bahwa, salah satu penyebab konsumsi pemerintah terkontraksi 1,38 persen adalah momen pemilihan umum (Pemilu) 2024 lalu. Sementara itu, pada kuartal I 2025, tidak ada momen Pemilu, sehingga belanja pemerintah tidak sebesar tahun lalu. 

"Di saat triwulan I tahun lalu, ada belanja pemerintah yang cukup besar, terutama untuk Pemilu. Jadi, di tahun lalu ada Pemilu, di tahun ini tidak ada Pemilu, itu salah satunya," ungkapnya.

Amalia mengatakan, dampak dari langkah efisiensi anggaran pemerintah diperkirakan baru akan terlihat secara nyata pada kuartal II 2025. Hal ini disebabkan oleh masih berlangsungnya sejumlah proses administratif pada kuartal I.

"Karena di kuartal I 2025 masih ada proses administrasi yang direlokasi menjadi kegiatan pemerintah atau kegiatan ekonomi lainnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Amalia menambahkan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025. Komponen ini tercatat memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni sebesar 54,53 persen, tumbuh sebesar 4,89 persen secara tahunan.

"Konsumsi rumah tangga juga tumbuh tinggi karena didorong oleh adanya liburan serta momen Ramadan dan menjelang Idul Fitri di akhir bulan Maret 2025," tutup Amalia.

Topik:

bps konsumsi belanja belanja-pemerintah