Harga Minyak Tergelincir usai OPEC+ Wacanakan Kenaikan Kuota


Jakarta, MI - Harga minyak dunia mengalami tekanan dan diproyeksikan mencatat penurunan mingguan pertamanya dalam tiga pekan terakhir. Jumat (23/5/2025).
Tren ini terjadi seiring mencuatnya kabar bahwa OPEC dan sekutunya (OPEC+) tengah mempertimbangkan kenaikan produksi yang signifikan, memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan.
Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun mendekati level US$60 per barel setelah mencatat pelemahan selama empat hari beruntun. Sepanjang pekan ini, WTI tercatat turun hampir 3%, menandai koreksi mingguan pertama sejak awal Mei.
Sementara itu, harga minyak Brent sempat mengalami rebound tipis dan bertahan di atas US$64 per barel.
OPEC+ dikabarkan tengah membahas kemungkinan kenaikan kuota produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk bulan Juli. Namun hingga kini, belum ada kesepakatan yang dicapai terkait keputusan tersebut, menurut sejumlah delegasi yang terlibat dalam pembicaraan.
Sejak awal tahun ini, harga minyak telah terkoreksi sekitar 15%, menyentuh level terendah sejak tahun 2021. Koreksi ini terjadi seiring langkah OPEC+ yang melonggarkan kebijakan pembatasan produksi lebih cepat dari perkiraan.
Sementara itu, ketegangan perang dagang yang dipicu oleh Amerika Serikat turut menekan prospek permintaan global.
Kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan kian meningkat setelah data terbaru menunjukkan peningkatan cadangan minyak komersial di AS. Hal ini memperkuat sentimen negatif yang menekan harga.
Harga
WTI untuk pengiriman Juli mengalami penurunan 0,8% menjadi US$60,72 per barel pada pukul 07.24 waktu Singapura. Sementara itu, Brent untuk kontrak Juli ditutup melemah 0,7% ke level US$64,44 per barel.
Topik:
minyak minyak-dunia harga-minyak