12 Kesepakatan Baru RI-China, Dorong Sinergi Ekonomi hingga Kesehatan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 25 Mei 2025 15:37 WIB
Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025) (Foto: YouTube Setpres)
Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025) (Foto: YouTube Setpres)

Jakarta, MI - Hubungan Indonesia dan Tiongkok kembali menunjukkan penguatan signifikan. Kedua negara sepakat menjalin 12 kerja sama bilateral strategis yang mencakup berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pertanian, hingga kesehatan.

Pengumuman kesepakatan ini disampaikan usai pertemuan resmi antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China, Li Qiang, yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025). Pertemuan ini juga dihadiri oleh jajaran delegasi dari kedua negara.

Kedua negara melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) utama setelah pertemuan tersebut, ditandatangani oleh sejumlah menteri maupun lembaga terkait dari kedua negara. 

Keempat MoU utama ini mencakup kerja sama moneter, pembangunan ekonomi, industri, dan pengembangan kawasan.

Pertama, penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan People's Bank of China (PBOC) yang menyepakati pembentukan kerangka kerja sama untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.

Kedua, Dewan Ekonomi Nasional RI dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok (NDRCC) menjalin kerja sama dalam kebijakan pembangunan ekonomi.

Ketiga, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Kementerian Perdagangan Tiongkok menandatangani MoU untuk memperkuat kerja sama di bidang industri dan rantai pasok.

Keempat, MoU juga ditandatangani antara Kemenko Bidang Perekonomian dengan Kementerian Perdagangan Tiongkok, dan Pemerintah Provinsi Fujian, China, terkait inisiatif 'Two Countries, Twin Parks', sebuah program kolaboratif pembangunan kawasan industri terintegrasi di kedua negara.

Tak hanya itu, kedua negara juga menyepakati delapan bentuk kerja sama tambahan di berbagai sektor prioritas yaitu:

  1. Sektor pariwisata. Melalui Kementerian Pariwisata RI bekerja sama dengan otoritas pariwisata Tiongkok
  2. Sektor pertanian. Melalui Badan Karantina Indonesia menjalin kesepakatan dengan General Administration of Customs of China (GACC)
  3. Pengobatan tradisional. Ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI dan National Administration of Traditional Chinese Medicine
  4. Kemenkes RI juga menandatangani kesepakatan Pencegahan dan Pengendalian penyakit Tuberkulosis (TBC) dengan China
  5. Investasi. Kerja sama investasi melalui Danantara dengan China Investment Corporation
  6. Kerja sama Bisnis Strategis antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan Kadin Tiongkok di Indonesia
  7. Kerja sama media dan informasi yang dilakukan institusi penyiaran nasional Indonesia Antara dengan China Media Group
  8. Kantor berita nasional. Perjanjian juga ditandatangani antara LKBN Antara dan Xinhua News Agency.

Kadin Indonesia Komite Tiongkok, Garibaldi ‘Boy’ Thohir, sebelumnya mengungkapkan bahwa investasi yang dibawa dalam kunjungan Perdana Menteri China Li Qiang ke Indonesia akan difokuskan pada delapan sektor industri utama.

Sektor-sektor tersebut mencakup: infrastruktur dan konektivitas; industri hilirisasi; manufaktur; energi terbarukan; digitalisasi; teknologi tinggi; kecerdasan buatan; kesehatan dan bioteknologi, pendidikan dan Iptek; serta ketahanan pangan termasuk sektor pertanian dan perikanan laut.

Meski begitu, ia belum dapat memastikan besarnya nilai investasi baru yang dibawa delegasi China kali ini. 

Ia menjelaskan bahwa peran Kadin lebih difokuskan pada menjembatani kemitraan dagang melalui pertemuan antarpebisnis yang melibatkan sekitar 30 pimpinan perusahaan dari China.

Topik:

china indonesia kerjasama-bilateral