Selat Hormuz Terancam Tutup, Pertamina Siapkan Dua Jalur Alternatif

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 23 Juni 2025 18:11 WIB
Kapal Tanker Pertamina (Foto: Pertamina)
Kapal Tanker Pertamina (Foto: Pertamina)

Jakarta, MI - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan energi nasional tetap aman dengan menyiapkan dua skenario jalur alternatif jika Selat Hormuz benar-benar ditutup.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah antisipatif agar distribusi energi Indonesia tidak terganggu oleh potensi konflik yang terjadi antara Iran, Israel dan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.

”Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok,” ujar Fadjar kepada media, Senin (23/06/2025).

Selain India, Amerika Serikat juga menjadi opsi rute alternatif jika krisis regional semakin memburuk dan berdampak pada penutupan total Selat Hormuz, jalur maritim penting bagi pengiriman minyak dunia.

Fadjar menyebut bahwa penutupan Selat Hormuz sudah pasti akan memengaruhi distribusi minyak secara global. Namun, ia menegaskan bahwa pasokan energi di Indonesia saat ini masih dalam kondisi aman dan terkendali.

”Secara umum pasokan kita masih terkendali,” katanya.

Diketahui, Parlemen IRAN telah menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz yang merupakan salah satu jalur utama perdagangan energi global atas agresi Amerika terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran.

“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” ungkap Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, seperti dilaporkan stasiun televisi milik pemerintah, Press TV, dilansir dari Anadolu (23/6/2025).

Selat Hormuz, terletak di muara Teluk Persia, merupakan salah satu titik kritis dalam perdagangan global, dengan sekitar 20 persen minyak dunia atau sekitar 17 hingga 18 juta barel per hari melewati jalur ini.

Selat ini juga berfungsi sebagai jalur transit utama bagi volume besar gas alam cair (LNG), khususnya dari Qatar, yang merupakan salah satu eksportir LNG terbesar dunia.

Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur laut yang menghubungkan Teluk Persia ke lautan terbuka dan merupakan rumah bagi produsen minyak utama seperti Iran, Arab Saudi, Irak, Kuwait dan UEA.

Topik:

pt-pertamina-persero selat-hormuz minyak-dunia