Yulian Gunhar: Jangan Tutup Selat Hormuz, Dunia Butuh Stabilitas Energi dan Perdamaian


Jakarta, MI - Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar, menyampaikan keprihatinan mendalam atas eskalasi perang di Timur Tengah antara Iran dan Israel yang belakangan memanas, serta keterlibatan Amerika Serikat yang memperkeruh situasi.
Terbaru, serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) waktu setempat telah memicu ancaman Iran untuk penutupan Selat Hormuz, jalur vital perdagangan minyak dunia.
Gunhar menghimbau Pemerintah Iran untuk tidak menutup Selat Hormuz, mengingat jalur ini dilalui sekitar 20 juta barel minyak per hari, atau sekitar 20% dari konsumsi minyak global. Penutupan selat ini, menurutnya, akan memberikan tekanan luar biasa terhadap stabilitas ekonomi global yang saat ini sudah penuh ketidakpastian.
“Jika Selat Hormuz ditutup, dampaknya bukan hanya pada negara-negara besar, tetapi juga langsung dirasakan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Pasokan minyak terganggu, harga melambung, dan APBN kita akan ikut tertekan,” ujarnya, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, lonjakan harga minyak dunia telah mencapai lebih dari 2% hanya dalam satu hari pasca serangan AS. Bila eskalasi terus berlanjut dan Selat Hormuz benar-benar ditutup, efek domino akan sangat luas, dari meningkatnya biaya logistik global, terganggunya pasokan BBM nasional, hingga pembengkakan subsidi energi di APBN.
“Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan, kenaikan harga minyak dunia sebesar USD 1 per barel berpotensi menambah beban subsidi energi Indonesia hingga Rp 6,9 triliun. Jika kenaikan harga makin tinggi, maka akan mempersulit pengelolaan fiskal negara, terutama dalam menjaga daya beli rakyat dan menjaga harga BBM domestik tetap stabil,” katanya.
Mengingat dampak luas tersebut, Gunhar mengajak seluruh pihak, terutama Iran dan Israel, untuk menahan diri dan segera melakukan gencatan senjata. Ia juga menghimbau agar Amerika Serikat tidak memperkeruh keadaan dengan aksi militer lanjutan, yang hanya akan memperbesar risiko ketidakstabilan global.
“Kita membutuhkan upaya diplomasi", bukan senjata. Dunia sedang dalam tekanan berat dari sisi ekonomi. Ketegangan geopolitik hanya akan memperparah penderitaan rakyat di berbagai negara,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Topik:
selat-hormuz dpr-ri yulian-gunhar konflik-timur-tengah iran-israelBerita Selanjutnya
PMI Nonprosedural Asal Lamongan Wafat, Negara Hadir Hingga Ke Liang Lahat
Berita Terkait

DPR: Mr Trump, Tidak Adil jika Pejuang Palestina Dilucuti Senjatanya Sementara Israel Dibiarkan Menembaki Gaza
20 Oktober 2025 16:40 WIB

Ledakan Kilang Tuban, Komisi XII: Ini Adalah Pesan dari Mafia Migas
17 Oktober 2025 13:20 WIB

Komisi XII Desak Usut Tuntas Terbakarnya Kembali Kapal Tanker MT Federal II
16 Oktober 2025 13:57 WIB

Dua Tahun Genosida Israel di Gaza, Sukamta Desak Dunia Internasional Bertindak Nyata untuk Kemerdekaan Palestina
7 Oktober 2025 16:29 WIB