DPR Ingatkan: Wacana Ambil Alih Saham BCA Bisa Ganggu Stabilitas Ekonomi

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 20 Agustus 2025 08:26 WIB
Tommy Kurniawan (Foto: Ist)
Tommy Kurniawan (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pernyataan ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Sasmito Hadinegoro yang mendorong Presiden Prabowo Subianto mengambil alih 51 persen saham BCA terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) menuai sorotan publik.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Tommy Kurniawan, meminta semua pihak berhati-hati dalam melontarkan komentar yang bisa menimbulkan kegaduhan, apalagi di sektor perbankan nasional.

“Realisasi investasi mencapai Rp465,2 triliun, tumbuh 15,9 persen dibandingkan periode sebelumnya. Iklim investasi sedang bagus di tengah situasi global yang tidak pasti. Karena itu, jangan sampai ada pernyataan yang memicu kegaduhan, terutama soal perbankan,” ujar Tommy Kurniawan,  Rabu  (20/8/2025).

Tommy, yang akrab disapa Tomkur, menilai pengamat seharusnya tidak asal mengaitkan isu lama seperti BLBI dengan bank swasta, termasuk BCA. Menurutnya, wacana pengambilalihan saham mayoritas BCA oleh pemerintah justru bisa mengganggu stabilitas keuangan dan kepercayaan investor.

“Pernyataan agar pemerintah mengambil alih saham BCA perlu dipertanyakan maksud dan tujuannya. Jangan sampai hal itu merusak stabilitas yang sudah baik,” tegasnya.

Legislator dari Dapil Jawa Barat V ini menambahkan, kasus BLBI merupakan persoalan lama yang sudah ditangani pemerintah bersama pemegang saham terkait. Karena itu, ia menilai tidak perlu lagi diangkat dengan cara yang bisa meresahkan publik.

“Pemerintah pasti sudah memahami duduk persoalan ini. Yang dibutuhkan sekarang adalah menjaga stabilitas ekonomi yang sedang tumbuh, bukan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, nasabah, maupun investor,” pungkas Tomkur.

Topik:

Tommy Kurniawan BLBI Saham BCA Iklim investasi Indonesia Stabilitas ekonomi