Bansos Rp6,5 Triliun, 18,3 Juta Keluarga akan Terima Beras dan Minyak Goreng

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 24 September 2025 13:15 WIB
Antrian Penerima Bantuan Sosial (Foto: Ist)
Antrian Penerima Bantuan Sosial (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pemerintah kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) untuk meringankan beban masyarakat. Pada Oktober dan November 2025, sebanyak 18,3 juta penerima manfaat akan mendapatkan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram dan minyak goreng MinyaKita 2 liter per bulan.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, total anggaran yang disiapkan mencapai Rp6,5 triliun. Penyaluran dilakukan sekali salur sekaligus, sehingga masyarakat akan langsung menerima jatah dua bulan berupa beras 20 kilogram dan minyak goreng 4 liter.

"Jadi sudah diputuskan bantuan pangan minyak goreng 2 liter dikali dua bulan, berarti totalnya 4 liter. Penyalurannya kita ingin satu kali saja. Total anggarannya sekitar Rp6,5 triliun," ujar Arief dalam keterangan resmi usai menghadiri Rapat Koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).

Arief menjelaskan, dari total Rp6,5 triliun tersebut, sekitar Rp1,1 triliun dialokasikan khusus untuk minyak goreng, sementara Rp5,3 triliun sisanya digunakan untuk bantuan beras.

"Rp6,5 triliun itu untuk bantuan pangan dalam bentuk beras plus minyak goreng. Kalau bantuan pangan minyak goreng sekitar Rp1,1 triliun. Lalu sekitar Rp5,3 triliun untuk bantuan pangan beras. Jadi totalnya Rp6,5 triliun," jelas Arief.

Untuk alokasi Oktober dan November, bantuan beras akan didistribusikan sebanyak 365,5 ribu ton. Sementara itu, minyak goreng yang disalurkan mencapai 73,1 ribu kiloliter, ditujukan bagi 18,27 juta penerima bantuan pangan di seluruh Indonesia.

Arief mengatakan, langkah penambahan minyak goreng dalam paket bantuan diharapkan meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang memengaruhi tingkat kemiskinan pada Maret 2025, seiring kenaikan harga pada Februari 2025 dibandingkan Maret 2024.

BPS juga mencatat beras sebagai komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun perdesaan. Pada Maret 2025, beras menyumbang 21,06 persen terhadap garis kemiskinan di perkotaan dan 24,92 persen di perdesaan.

Ia menambahkan, pihaknya segera mengajukan usulan anggaran ke Kementerian Keuangan agar program bisa berjalan sesuai jadwal.

"Memang anggaran belum ada di Badan Pangan. Nah berdasarkan rapat hari ini (22/9/2025), Badan Pangan Nasional mengajukan ke Kemenkeu. Targetnya Oktober kita mulai laksanakan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa tambahan minyak goreng MinyaKita telah dipastikan masuk dalam program bantuan pangan untuk Oktober dan November. Ia menyebutkan, anggaran pelaksanaannya telah disiapkan oleh Kementerian Keuangan.

"Tadi dibahas terkait dengan operasionalisasi Paket Ekonomi 8+4+5 yang terdiri dari seluruhnya 17 paket. Yang pertama delapan program paket yang diberlakukan di tahun 2025. Bantuan pangan tadi ditambahkan selain 10 kilogram beras untuk dua bulan, ditambahkan 2 liter MinyaKita," tutur Airlangga.

"Ini targetnya kepada 18,3 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat). (Anggarannya) sudah dipersiapkan Pak Menteri Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa). Jadi 2 liter dari 18 juta, itu dikali, 2 liter 2 paket jadi 4 liter (MinyaKita)," sambungnya.

Program bantuan pangan ini termasuk dalam Paket Ekonomi 2025 dan Penyerapan Tenaga Kerja yang mencakup 8 program akselerasi pada 2025, empat program lanjutan di 2026, serta lima program prioritas untuk membuka lapangan kerja. 

Pemerintah menilai kebijakan tersebut sebagai strategi menghadapi tekanan global sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi tetap berkualitas.

Topik:

bantuan-sosial bantuan-pangan