Myanmar Menargetkan Jumlah Vaksinasi yang Lebih Besar

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Juli 2021 19:48 WIB
Monitorindonesia.com - Kementerian kesehatan Myanmar mengharapkan setengah dari jumlah penduduknya akan divaksin Covid-19 tahun ini, media nasional melaporkan Selasa (20/07/2021), sehari setelah pemerintah mengumumkan jumlah kematian akibat Covid-19. Target suntik vaksin tersebut muncul karena usaha negara Asia Tenggara untuk menelan jumlah peningkatan kasus Covid-19 yang telah menyebabkan kekacauan yang tidak menentu sejak adanya kudeta kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada bulan February. Lembaga nasional Global New Light Myanmar melaporkan bahwa hanya 1,6 juta orang yang telah disuntik vaksin dari total penduduk 54 juta jiwa, tetapi katanya vaksin akan tetap diimpor untuk menjamin 100% penduduk Myanmar menerima dosis lengkap. Laporan tersebut mengatakan bahwa sekitar 750.000 dosis vaksin dari Cina tiba pada Kamis (15/07/2021) dan tambahannya datang dua hari berikutnya. PBB melaporkan bahwa Senin (19/07/2021) merupakan langkah maju dalam usaha melawan ancaman lonjakan kasus Covid-19 dan diharapkan Myanmar akan menerima dosis vaksin yang cukup melalui fasilitas Covax tahun ini untuk 20% penduduk. Myanmar mencatat terdapat 281 kasus kematian Covid-19 pada Senin (19/07/2021) dan 5,189 kasus baru yang terkonfirmasi, MRTV, media televisi nasional melaporkan, ungkap menteri kesehatan. Tetapi layanan medis dan pemakaman mengatakan bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laporan pemerintahan militer Myanmar karena tempat kremasi kelebihan kapasitas. Memggambarkan penyebaran virus yang semakin meluas, Cina melaporkan bahwa Selasa (20/07/2021) merupakan jumlah tertinggi kasus harian terbaru sejak Januaro, yang kebanyakan dihubungkan dengan warga negara Cina yang kembali ke provinsi Yunnan dari Myanmar. Zaw Wai Soe, menteri kesehatan dari National Untiy Governement (NUG) yang hal ini merupakan dirancang untuk para pihak oposisi pemerintahan militer dikutip oleh Radio Free Asia yang mengungkapkan bahwa bisa jadi nyawa 400,000 orang lenyap jika tidak langsung mengambil tindakan untuk memperlambat penyebaran virus. Kritik junta juga mengatakan bahwa banyak orang meninggal karena pembatasan pemasok oksigen pribadi karena penumpukan. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi menteri kesehatan atau juru bicara junta untuk memberikan komentar terhadap lonjakan kasus dan tindakan lebih lanjut mengatasinya.     Sumber: Reuters

Topik:

myanmar