Badan Ilmiah AS: Juli 2021 adalah Bulan Terpanas dalam Sejarah

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 14 Agustus 2021 10:41 WIB
Monitorindonesia.com - Sebuah badan ilmiah Amerika Serikat (AS) yang berfokus pada kondisi samudera dan atmosfer menyebut bulan Juli 2021 adalah bulan terpanas secara global yang pernah tercatat. "Juli biasanya adalah bulan terpanas di dunia dalam setahun, tetapi Juli 2021 mengalahkan dirinya sendiri sebagai Juli dan bulan terpanas yang pernah tercatat," kata administrator Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), Rick Spinrad seperti dilansir Channel New Asia, Sabtu (14/8/2021). Spinrad menyebut, rekor baru ini menambah jalur yang mengganggu terhadap ketetapan dalam perubahan iklim untuk dunia. Menurut data NOAA, gabungan suhu permukaan darat dan laut adalah 0,93 derajat Celcius di atas rata-rata abad ke-20 sebesar 15,7 derajat Celcius, menjadikannya Juli terpanas sejak pencatatan dimulai 142 tahun lalu. Namun, menurut data yang dirilis oleh Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, bulan lalu adalah Juli terpanas ketiga yang tercatat secara global. Zeke Hausfather, seorang ilmuwan iklim di Breakthrough Institute, mengatakan bukan hal yang aneh bagi lembaga untuk memiliki perbedaan kecil dalam data. "Catatan NOAA memiliki cakupan yang lebih terbatas di Kutub Utara daripada catatan suhu global lainnya, yang cenderung menunjukkan Juli 2021 sebagai rekor terpanas kedua (NASA) atau ketiga (Copernicus)," kata Hausfather kepada AFP. "Tapi terlepas dari di mana tepatnya itu berakhir di papan peringkat, kehangatan yang dialami dunia musim panas ini adalah dampak yang jelas dari perubahan iklim karena emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya dari manusia," katanya. "Peristiwa ekstrem yang kita lihat di seluruh dunia - dari gelombang panas yang memecahkan rekor hingga curah hujan ekstrem hingga kebakaran hutan yang mengamuk - semuanya telah diprediksi dan dipahami dengan baik sebagai dampak dari dunia yang lebih hangat," sambungnya. "Mereka akan terus menjadi lebih parah sampai dunia mengurangi emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya hingga nol bersih." tandasnya.   Sumber: Channel New Asia

Topik:

Juli 2021 AS Amerika Serikat Cuaca Badan Ilmiah