Setelah Gempa, Badai Tropis Landa Haiti

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 17 Agustus 2021 21:25 WIB
Monitorindonesia.com - Badai tropis telah menghantam ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal pasca gempa dasyat di Haiti. Keadaan itu telah mempersulit pencarian korban selamat dari bencana yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di negara Karibian itu. Seperti dilansir Reuters, Selasa (17/8/2021), di tenda penampungan Les Cayes, ratusan orang bergegas memperbaiki penutup darurat yang terbuat dari tiang kayu dan terpal. Tenda darurat dihancurkan oleh badai semalaman, beberap orang berlindung di bawah lembaran plastik. Mathieu Jameson, wakil ketua panitia yang dibentuk oleh warga kota untuk tenda darurat mengatakan, ratusan orang di sana sangat membutuhkan tempat penampungan makanan dan perawatan medis. "Kami tidak punya dokter. Kami tidak punya makanan. Setiap pagi lebih banyak orang berdatangan. Kami tidak punya kamar mandi, tidak ada tempat untuk tidur. Kami butuh makanan, kami butuh lebih banyak payung," kata Jameson, menambahkan kota tenda masih menunggu bantuan pemerintah. Bencana alam terbaru Haiti terjadi lebih dari sebulan setelah Haiti terjerumus ke dalam kekacauan politik oleh pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 7 Juli 2021. Beberapa rumah sakit besar rusak parah, menghambat upaya kemanusiaan, seperti juga titik fokus dari banyak komunitas yang hancur, seperti rumah ibadah dan sekolah. Pihak berwenang Haiti mengatakan pada hari Senin (16/8/2021), bahwa 1.419 kematian telah dikonfirmasi, dengan sekitar 6.900 orang terluka. Ketika harapan mulai meredup untuk menemukan sejumlah besar korban selamat di antara puing-puing, badai menghalangi penyelamat di kota tepi laut Les Cayes, sekitar 150 km (90 mil) barat ibu kota Port-au-Prince, yang menanggung beban terberat gempa. Petugas penyelamat menggali bersama penduduk melalui puing-puing pada Senin (16/8/2021) malam, dalam upaya untuk mencapai mayat, meskipun hanya sedikit yang menyuarakan harapan untuk menemukan orang yang masih hidup. Bau debu dan tubuh yang membusuk meresap ke udara. "Kami datang dari segala penjuru untuk membantu: dari utara, dari Port-au Prince, dari mana-mana," kata Maria Fleurant, seorang petugas pemadam kebakaran dari Haiti utara. Pekerja darurat menarik bantal berlumuran darah dari puing-puing, diikuti oleh mayat seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang tampaknya telah meninggal dalam tidurnya selama gempa.   Sumber: Reuters

Topik:

Gempa Haiti