Rusia Terima Proposal NATO untuk Membahas Jaminan Keamanan terkait Ukraina

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 27 Desember 2021 10:40 WIB
Moskow, Monitorindonesia.com - Rusia telah menerima proposal NATO untuk memulai perundingan tentang masalah jaminan keamanan yang dituntut Moskow pada 12 Januari tahun depan, menurut kantor berita TASS sebagaimana mengutip Kementerian Luar Negeri. Rusia, yang telah mengejutkan Barat dengan penumpukan pasukan di dekat Ukraina, pekan lalu mengeluarkan proposal keamanan yang ingin dinegosiasikan, termasuk janji NATO akan menghentikan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina. "Kami telah menerima tawaran (NATO) ini, dan kami sedang mempertimbangkannya," menurut Kementerian Luar Negeri Rusia sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (27/12). Amerika Serikat dan Ukraina mengatakan Rusia sedang mempersiapkan invasi ke bekas tetangga Sovietnya. Akan tetapi Rusia menyangkal hal itu dan mengatakan bahwa hubungan Ukraina yang berkembang dengan NATO telah menyebabkan kebuntuan hubungan. Rusia membandingkannya dengan krisis rudal Kuba tahun 1962, ketika dunia berada di ambang perang nuklir. Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia ingin menghindari konflik tetapi membutuhkan tanggapan "segera" dari Amerika Serikat dan sekutunya terhadap tuntutannya akan jaminan keamanan. Moskow mengatakan pihaknya mengharapkan pembicaraan dengan pejabat AS tentang masalah itu akan dimulai pada Januari di Jenewa. Sedangkan Presiden AS Joe Biden mengatakan beberapa proposal keamanan Rusia jelas tidak dapat diterima, tetapi Washington akan menanggapi dengan gagasan yang lebih konkret. Dalam sebuah wawancara di acara televisi CBS' Face The Nation, Wakil Presiden AS, Kamala Harris mengatakan Washington telah melakukan percakapan langsung dengan Moskow tentang masalah ini dan menegaskan kembali komitmen AS terhadap integritas teritorial Ukraina. "Kami sudah sangat jelas bahwa kami siap untuk mengeluarkan sanksi seperti yang belum pernah Anda lihat sebelumnya," kata Harris, tetapi menolak untuk menguraikan secara spesifik sanksi tersebut. Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara Kelompok Tujuh (G7) telah memperingatkan Putin bahwa dia akan menghadapi "konsekuensi besar" termasuk sanksi ekonomi yang keras jika ada agresi baru Rusia. Salah satu tuntutan Rusia adalah hak veto yang efektif atas keanggotaan NATO di masa depan terkait Ukraina yang telah dikesampingkan oleh negara Barat. Sedangkan yang lainnya adalah penghapusan senjata nuklir AS dari Eropa dan penarikan batalyon multinasional NATO dari Polandia dan dari negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lituania yang pernah berada di bawah Uni Soviet.[Yohana RJ]

Topik:

Rusia Ukraina NATO