Joe Biden Minta Warga Amerika Segera Tinggalkan Ukraina

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 11 Februari 2022 11:15 WIB
Monitorindonesia.com - Presiden AS Joe Biden telah meminta semua warga negara Amerika yang tersisa di Ukraina untuk segera meninggalkan negara itu karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia. Joe Biden mengatakan dia tidak akan mengirim pasukan untuk menyelamatkan orang Amerika jika Moskow menginvasi Ukraina. Dia memperingatkan bahwa "hal-hal bisa menjadi gila dengan cepat" di wilayah tersebut. Rusia telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina meskipun mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan. Rusia baru saja memulai latihan militer besar-besaran dengan negara tetangga Belarusia, dan Ukraina menuduh Rusia memblokir aksesnya ke laut. Kremlin mengatakan ingin menegakkan "garis merah" untuk memastikan bahwa bekas tetangga Sovietnya itu tidak bergabung dengan NATO. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Kamis bahwa Eropa menghadapi krisis keamanan terbesar dalam beberapa dekade di tengah ketegangan. Departemen Luar Negeri AS mendesak warga Amerika di Ukraina untuk segera pergi. "Warga Amerika harus pergi sekarang," kata Joe Biden kepada NBC News seperti dikutip dari BBC.com pada Jumat (11/2). "Kita sedang berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini adalah situasi yang sangat berbeda dan segalanya bisa menjadi gila dengan cepat." Ditanya apakah ada skenario yang dapat mendorongnya untuk mengirim pasukan untuk menyelamatkan warga Amerika yang melarikan diri, Biden menjawab: "Tidak. Itu perang dunia ketika Amerika dan Rusia mulai menembak satu sama lain. Kami berada di dunia yang sangat berbeda". Para pemimpin dunia, sementara itu, melanjutkan diplomasi hiruk pikuk mereka untuk meredakan krisis saat ini di Ukraina. Rusia dan Ukraina mengumumkan pada Kamis malam bahwa mereka telah gagal mencapai terobosan dalam satu hari pembicaraan dengan pejabat Prancis dan Jerman yang bertujuan untuk mengakhiri konflik separatis di Ukraina timur. Ketegangan saat ini terjadi delapan tahun setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea selatan Ukraina. Sejak itu, militer Ukraina terlibat perang dengan pemberontak yang didukung Rusia di wilayah timur dekat perbatasan Rusia. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia berharap "pencegahan yang kuat" dan "diplomasi yang sabar" dapat menemukan jalan melalui krisis tetapi taruhannya "sangat tinggi". Dalam konferensi pers bersama di Brussel dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Johnson mengatakan dia tidak percaya Rusia belum mengambil keputusan apakah akan menyerang Ukraina. #Joe Biden

Topik:

Ukraina Joe Biden Amerika Serikat