China Mengunci 17 Juta Warganya, Kebijakan Nol Covid Diragukan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 Maret 2022 11:10 WIB
Monitorindonesia.com - China melakukan penguncian atas sekitar 17 juta penduduknya ketika penyebaran kasus virus berlipat ganda secara nasional menjadi hampir 3.400 sehingga memicu keraguaan atas kebijakan /Nol Covid. Pemerintah Kota Shenzhen yang menjadi tempat tinggal bagi sekitar 13 juta orang, menyuruh semua penduduk untuk tinggal di rumah. Alasannya karena warga kota itu tengah berjuang untuk memberantas gejolak Omicron yang terkait dengan kota tetangga yang dilanda virus, Hong Kong. Penguncian dan penangguhan transportasi umum akan berlangsung hingga 20 Maret, menurut pemberitahuan pemerintah kota yang menambahkan bahwa mereka akan meluncurkan tiga putaran pemeriksaan massal. Lonjakan kasus secara nasional telah membuat pihak berwenang menutup sekolah di Shanghai, kota terbesar di China. Sedangkan kota-kota di timur laut dikunci karena hampir 18 provinsi bertempur melawan kelompok varian Omicron dan Delta. Kota Jilin, pusat wabah di timur laut, sebagian dikunci pada hari Sabtu, sementara penduduk Yanji, daerah perkotaan dengan hampir 700.000 penduduk yang berbatasan dengan Korea Utara, dikurung di rumah mereka kemarin. China, tempat virus pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, telah mempertahankan kebijakan "nol-Covid" yang ketat, yang dilakukan dengan penguncian cepat, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal ketika klaster telah muncul. Akan tetapi gejolak terbaru, yang didorong oleh varian Omicron yang sangat menular dan lonjakan kasus tanpa gejala, sedang menguji kemanjuran pendekatan itu. Zhang Yan, seorang pejabat komisi kesehatan Jilin, mengakui bahwa tanggapan dari pihak berwenang setempat kurang sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (14/3/2022). “Mekanisme tanggap darurat di beberapa daerah tidak cukup kuat,” katanya pada konferensi pers, Minggu. Di menambahkan bahwa ada pemahaman tentang karakteristik varian Omicron bahwa pengujiannya tidak akurat. Penduduk Jilin telah menyelesaikan enam putaran pengujian massal dan kota tersebut melaporkan lebih dari 2.200 kasus varian Omicron sejak Sabtu pekan lalu. (*)