Finlandia Harus Mengajukan Keanggotaan NATO 'Tanpa Penundaan'

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 12 Mei 2022 20:15 WIB
Jakarta, MI - Presiden dan perdana menteri Finlandia mengatakan pada Kamis (12/5) bahwa negara mereka harus mendaftar untuk bergabung dengan aliansi militer NATO "tanpa penundaan", sebuah perubahan kebijakan besar yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Swedia juga hampir mengambil keputusan untuk meminta bergabung dengan NATO setelah beberapa dekade mengikuti jalur netral. Pengumuman tersebut merupakan kemunduran besar bagi Rusia, yang sebagian mencoba membenarkan invasinya ke Ukraina sebagai sarana untuk melindungi diri dari ekspansi NATO ke arah timur. Finlandia, yang memiliki perbatasan 1.300 km dan masa lalu yang sulit dengan Rusia, secara bertahap meningkatkan kerja samanya dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai mitra sejak Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014. Tetapi sampai invasi 24 Februari ke Ukraina yang telah menyebabkan ribuan orang terbunuh, kota-kota diratakan, dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka, negara Nordik itu menahan diri untuk tidak bergabung dengan NATO untuk mempertahankan hubungan persahabatan dengan tetangga timurnya. "Finlandia harus mengajukan keanggotaan NATO tanpa penundaan," kata Presiden Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin dalam sebuah pernyataan bersama. "Kami berharap langkah nasional yang masih diperlukan untuk membuat keputusan ini akan diambil dengan cepat dalam beberapa hari ke depan." Sekutu NATO mengharapkan Finlandia dan Swedia untuk secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan aliansi dalam beberapa hari mendatang dan akan memberikan keanggotaan dengan cepat, lima diplomat dan pejabat mengatakan kepada Reuters sebelum pengumuman. Parlemen Finlandia akan memperdebatkan pengumuman itu pada Senin. Mayoritas anggota parlemen telah mengisyaratkan dukungan mereka untuk keanggotaan.