Kerusuhan Pecah di Uzbekistan Tewaskan 18 Orang dan 243 Terluka

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 5 Juli 2022 04:35 WIB
Almaty, MI - Sebanyak 18 orang tewas dan 243 luka-luka dalam kerusuhan di Karakalpakstan, Uzbekistan pekan lalu. Kekerasan pecah di provinsi ini dipicu oleh protes terhadap rencana pemerintah untuk mengurangi hak otonominya, demikian keterangan pihak berwenang Uzbekistan, Senin (4/7). Karakalpakstan, yang terletak di pesisir Laut Aral, adalah rumah bagi sebuah kelompok suku minoritas Karakalpak yang bahasanya lebih mirip dengan Kazakhstan dibanding Uzbekistan. Presiden Shavkat Mirziyoyev pada Sabtu mengumumkan rencana untuk mengubah pasal dalam konstitusi terkait otonomi dan hak Karakalpakstan untuk memisahkan diri. Dia juga menyatakan keadaan darurat selama satu bulan di provinsi barat laut itu. Aparat keamanan menangkap 516 orang ketika berusaha membubarkan demonstran Jumat (2/7), tetapi banyak dari mereka sudah dibebaskan, kata kantor pers garda nasional dalam jumpa pers. Laporan-laporan resmi mengatakan pengunjuk rasa berpawai di jalan-jalan Nukus, ibu kota provinsi itu, Jumat lalu dan berusaha menduduki gedung-gedung pemerintah setempat. Aksi tersebut memicu kekerasan terburuk dalam dua dekade terakhir di negara Asia Tengah berpenduduk 34 juta jiwa itu. Mirziyoyev pada Senin berbicara dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, yang negaranya ditinggali oleh diaspora Karakalpak paling banyak di luar negeri. Kantor Tokayev mengatakan dirinya menyambut baik tindakan pemerintah Uzbekistan untuk memastikan stabilitas di Karakalpakstan. Sumber: Reuters

Topik:

Uzbekistan