Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan Hampir 90 Orang

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 14 Juli 2022 14:05 WIB
Jakarta, MI - Seminggu berlangsungnya kekerasan geng di ibukota Haiti telah menewaskan sedikitnya 89 orang, kata sebuah kelompok hak asasi, Rabu (13/7) waktu setempat, karena melonjaknya harga, kekurangan bahan bakar dan perang geng di Port-au-Prince. Kerusuhan meletus pada 7 Juli antara dua faksi yang bersaing di Cite Soleil, sebuah lingkungan miskin dan padat penduduk di Port-au-Prince. Ketika tembakan meletus di daerah kumuh selama hampir satu minggu, polisi, yang kekurangan staf dan peralatan yang tidak memadai, tidak melakukan intervensi, sementara organisasi kemanusiaan internasional berjuang untuk mengirimkan pasokan makanan penting dan memberikan perawatan medis kepada para korban. Ribuan keluarga yang tinggal di daerah kumuh yang bermunculan di sini selama empat dekade terakhir tidak punya pilihan selain bersembunyi di dalam rumah mereka, tidak dapat mengambil makanan atau air dan, dengan banyak rumah yang terbuat dari lembaran logam, puluhan penduduk menjadi korban peluru nyasar. "Setidaknya 89 orang tewas dan 16 lainnya hilang" dalam kekerasan pekan lalu, Jaringan Pertahanan Hak Asasi Manusia Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa 74 orang lainnya menderita luka tembak atau pisau. Mumuza Muhindo, kepala misi lokal Doctors Without Borders, mendesak semua pejuang pada hari Rabu untuk mengizinkan petugas medis mengakses Brooklyn dengan aman, sebuah area di Cite Soleil yang paling terkena dampak kekerasan. Meski berbahaya, kata Muhindo, pihaknya telah mengoperasi rata-rata 15 pasien sehari sejak Jumat lalu. Dia mengatakan rekan-rekannya telah melihat mayat yang terbakar dan membusuk di sepanjang jalan menuju lingkungan Brooklyn, mungkin anggota geng tewas dalam bentrokan atau orang yang mencoba melarikan diri. “Ini medan perang yang sebenarnya,” kata Muhindo seperti dikutip dari Channelnewsasia.com pada Kamis (14/7). "Tidak mungkin memperkirakan berapa banyak orang yang terbunuh." #Haiti