Thailand Berkabung Setelah Mantan Perwira Polisi Membantai 37 Orang Termasuk Anak-anak

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 7 Oktober 2022 14:32 WIB
Jakarta, MI - Pemerintah Thailand mewajibkan warganya menaikan bendera setengah tiang tanda berkabung atas tewasnya 37 orang termasuk 22 anak-anak memyusul serangan bersenjata api dan pisau oleh seorang mantan perwira polisi. Penyerang melepaskan tembakan dan menikam anak-anak ketika mereka tidur di pusat penitipan anak di distrik Na Klang, provinsi Nong Bua Lamphu. Kejadian berlangsung tengah hari kemarin setelah pria itu membunuh para penjaga pusat penitipan anak tersebut. Saat dia meninggalkan kamar bayi, penyerang mengemudikan mobilnya dan menembak orang-orang yang ada di sekitarnya, lalu kembali ke rumah. Sesampainya di rumah dia menembak istri dan anaknya sebelum bunuh diri. Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha akan mengunjungi daerah itu pada hari ini. “Ini tidak boleh terjadi,” katanya seperti dikutip TheGurdian.com, Jumat (7/10). Saya merasakan kesedihan yang mendalam terhadap para korban dan kerabat mereka. Raja dan Ratu Thailand juga diperkirakan akan mengunjungi kota itu pada hari ini. Pada Kamis malam, peti mati berwarna merah muda dan putih berhiaskan emas berisi jenazah 22 anak-anak dibawa pergi dalam kegelapan. “Semua orang Thailand, dan semua orang di seluruh dunia yang tahu tentang ini akan merasa sangat tertekan dan sedih,” kata wakil perdana menteri Thailand, Anutin Charnvirakul. Beberapa anggota keluarga dari mereka yang tewas dalam serangan itu masih berada di lokasi amukan hingga larut malam. Petugas kesehatan mental duduk bersama mereka, lapor televisi Thai TBS. Seorang guru memberi tahu penyiar bahwa penyerang keluar dari mobil dan segera menembak seorang pria yang sedang makan siang di luar sebelum melepaskan lebih banyak tembakan. Ketika penyerang berhenti untuk mengisi ulang pelurunya, para guru memiliki kesempatan untuk berlari ke dalam. “Saya lari ke belakang, anak-anak sudah tidur,” kata wanita muda yang tidak mau disebutkan namanya itu sembari menahan kata-katanya. “Anak-anak itu berusia dua atau tiga tahun.” Seorang saksi mengatakan kepada Thai TBS bahwa dia memohon padanya untuk berhenti. "Dia menuju ke arah saya dan saya memohon belas kasihan kepadanya, saya tidak tahu harus berbuat apa," katanya. Saksi lain mengatakan staf di pusat penitipan anak telah mengunci pintu, tetapi tersangka menembak masuk. "Ada guru yang meninggal sembari memeluk seorang anak yang juga meninggal dalam pelukannya," kata saksi, yang namanya tidak disebutkan, kepada televisi Kom Chad Luek Thailand. "Saya tidak berpikir dia akan membunuh anak-anak, tetapi dia menembak pintu dan menerobosnya," katanya.