Gawat! Korut dan Korsel Saling Keluarkan Tembakan Peringatan

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 24 Oktober 2022 14:30 WIB
Jakarta, MI - Korea Utara dan Korea Selatan saling mengeluarkan tembakan peringatan di lepas pantai barat selain saling tuding melanggar perbatasan laut di tengah meningkatnya ketegangan akibat uji coba senjata Pyongyang. Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan pihaknya telah menyiarkan peringatan dan melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir kapal dagang Korea Utara yang melintasi Garis Batas Utara (NLL), batas laut de facto sekitar pukul 03:40 pagi waktu setempat pada hari ini. Militer Korea Utara menyatakan pihaknya menembakkan 10 putaran tembakan peringatan artileri ke arah perairan teritorialnya tempat "gerakan musuh Angkatan Laut terdeteksi". Mereka menuduh kapal Angkatan Laut Korea Selatan menyusup ke perairan Korea Utara dengan dalih menindak kapal tak dikenal. "Kami memerintahkan tindakan pencegahan awal untuk mengusir kapal perang musuh dengan menembakkan 10 peluru dari beberapa peluncur roket di dekat perairan di mana gerakan musuh terjadi," menurut Tentara Rakyat Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (24/10). JCS menyatakan penembakan artileri oleh Korea Utara melanggar kesepakatan antar-Korea 2018 untuk mengurangi permusuhan militer dan merusak stabilitas di Semenanjung Korea. Dikatakan bahwa peluru Korea Utara tidak mendarat di perairan Korea Selatan tetapi meningkatkan kesiapan militernya. Memang tidak ada laporan bentrokan, tetapi batas laut yang ditandai dengan buruk di lepas pantai barat Semenanjung Korea adalah sumber permusuhan lama antara kedua negara. Wilayah itu adalah tempat beberapa pertempuran dan kekerasan Angkatan Laut antar-Korea berdarah dalam beberapa tahun terakhir. Korea Utara menembak sebuah pulau milik Korea Selatan dan ada dugaan torpedo kapal Angkatan Laut Korea Selatan menewaskan 50 orang pada tahun 2010. Baku tembak terbaru terjadi di tengah ketegangan yang memanas setelah Korea Utara melakukan uji coba senjata dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik jarak pendek dan ratusan artileri di lepas pantai timur dan barat pada beberapa kesempatan sebagai protes atas kegiatan militer tetangga selatannya. Pasukan Korea Selatan memulai latihan pertahanan Hoguk tahunan mereka minggu lalu yang dirancang untuk berlangsung hingga 28 Oktober. Latihan itu juga dirancang untuk meningkatkan kemampuan mereka sendiri dan kekuatan gabungan dengan Amerika Serikat untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Kedua sekutu juga akan mengadakan latihan Angkatan Udara bersama minggu depan yang melibatkan sekitar 240 pesawat tempur, termasuk pesawat tempur F-35 yang dioperasikan oleh kedua negara. Latihan tersebut bertujuan untuk memeriksa kemampuan operasi gabungan kedua negara dan meningkatkan kesiapan tempur, menurut pihak militer Korea Selatan pada Selasa lalu. Pyongyang marah terhadap latihan tersebut dan menyebutnya sebagai provokasi dan mengancam tindakan balasan. Sementara Seoul dan Washington menyatakan latihan mereka bersifat defensif dan bertujuan untuk menghalangi Korea Utara dari penggunaan kekuatan nuklir.
Berita Terkait