Bentuk Komite Khusus, Putin Percepat Produksi Senjata Untuk Mengalahkan Ukraina

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 26 Oktober 2022 15:00 WIB
Jakarta, MI - Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menghadapi penundaan produksi senjata militer dan sejumlah kekalahan di medan perang, mempercepat produksi senjata selain meningkatkan pasokan makanan pasukannya di Ukraina melalui sebuah komite khusus. Langkah itu diambil Putin setelah serangan balasan Ukraina membuat pasukan Rusia kewalahan di berbagai medan tempur. Kekurangan pasokan militer Rusia dalam perang delapan bulan telah begitu terasa sehingga Putin harus membuat komite khusus untuk mengatasinya. Pada hari Selasa, Putin mengetuai komite baru yang dirancang untuk mempercepat produksi dan pengiriman senjata serta pasokan logistik untuk pasukan Rusia. Dia menekankan perlunya kecepatan di semua bidang sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Rabu (26/10).. Laporan berita dari Rusia mengakui bahwa banyak dari mereka yang dimobilisasi untuk berperang di Ukraina, sebanyak 222.000 dari target awal 300.000 orang, belum dilengkapi dengan peralatan dasar yang memadai, seperti peralatan medis dan jaket antipeluru. Pekan lalu, Putin mencoba menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja dengan mengunjungi tempat pelatihan di Rusia di mana dia ditunjukkan tentara yang diperlengkapi dengan baik. Laporan lain menunjukkan bahwa pasukan Rusia semakin dipaksa untuk menggunakan peralatan lama dan terkadang tidak dapat diandalkan. Bahkan beberapa pasukan yang baru dimobilisasi telah dilarikan ke garis depan peperangan dengan sedikit pelatihan. Untuk menggantikan senjata presisi jarak jauh buatan Rusia yang semakin langka, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia kemungkinan akan menggunakan sejumlah besar drone untuk mencoba menembus pertahanan udara Ukraina. Amunisi artileri Rusia hampir habis, kata kementerian itu dalam sebuah laporan kemarin. Institut Studi Perang yang berbasis di Washinton, DC mengatakan bahwa “tempo yang lebih lambat dari serangan udara, rudal, dan pesawat tak berawak Rusia mencerminkan penurunan persediaan rudal dan pesawat tak berawak. Efektivitas serangan juga terbatas untuk mencapai tujuan militer strategis. Terlepas dari masalah pasokan, militer Rusia telah menimbulkan kerusakan besar dan korban hebat di Ukraina selain menghancurkan rumah, bangunan umum, dan jaringan listrik Ukraina. Bank Dunia memperkirakan kerusakan di Ukraina sejauh ini mencapai 350 miliar euro (US$348 miliar). Menurut PBB, dari awal invasi Rusia pada 24 Februari hingga awal Oktober, tercatat 15.246 korban sipil di Ukraina. Dari jumlah tersebut, 6.114 orang tewas dan 9.132 terluka. Sekitar 7,7 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu dan sekarang hidup sebagai pengungsi di seluruh Eropa.