Buru Militan Kurdi, Presiden Erdogan Perintahkan Pasukan Turki Lakukan Invasi ke Suriah

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 24 November 2022 09:29 WIB
Jakarta, MI - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan memerintahkan pasukannya untuk melakukan invasi darat ke Suriah bagian utara guna memburu kelompok Kurdi di tengah kekerasan yang terjadi pada wilayah perbatasan dan serangan Turki yang sering terjadi. Turki telah meluncurkan rentetan serangan udara terhadap sasaran yang dicurigai menjadi sumber kekuatan militan di Suriah utara dan Irak dalam beberapa hari terakhir. Langkah itu merupakan pembalasan atas pemboman pada 13 November yang mematikan di Istanbul yang dituding Ankara dilakukan oleh kelompok Kurdi. Akan tetapi kelompok tersebut membantah terlibat dalam pengeboman tersebut dan mengatakan serangan Turki telah membunuh warga sipil dan mengancam perang melawan kelompok ISIS. Sekutu Ankara, terutama Rusia, telah berusaha untuk mencegah serangan darat, tetapi Erdogan mengatakan dalam pidatonya kepada legislator partainya yang berkuasa di Ankara bahwa operasi udara "hanya permulaan". Dia menegaskan Turki bertekad untuk "menutup seluruh perbatasan di bagian selatan dengan operasi keamanan yang akan mencegah kemungkinan serangan terhadap negaranya. Turki telah melakukan serangkaian serangan ke Suriah sejak 2016 dan telah menguasai sebagian Suriah utara. Erdogan mengatakan serangan militer baru, yang direncanakan berlangsung pada waktu yang paling tepat, akan menargetkan wilayah Tel Rifaat, Manbij dan Kobani, yang juga dikenal dengan nama Ayn Al Arab. “Harinya sudah dekat ketika terowongan beton yang digunakan para teroris untuk keselamatan akan menjadi kuburan mereka,” katanya seperti dikutip ArabNews.com, Kamis (24/11). Sementara itu, komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi di Suriah timur laut, mengatakan kelompoknya siap untuk menghalau invasi darat oleh Turki. Kepala SDF Mazloum Abdi mengatakan bahwa kelompoknya telah mempersiapkan serangan serupa lainnya sejak Turki melancarkan serangan darat di daerah tersebut pada 2019. Dia mengatakan pihaknya  telah mencapai tingkat kemampuan untuk menggagalkan serangan baru dari Turki. Setidaknya Turki tidak akan dapat menduduki lebih banyak wilayah kami dan pertempuran besar akan terjai, katanya. Dia menambahkan jika Turki menyerang wilayah mana pun maka perang akan menyebar ke semua wilayah dan semua orang akan terluka. Menyusul serangan udara akhir pekan lalu, para pejabat Turki mengatakan bahwa tersangka militan Kurdi telah menembakkan roket pada Senin yang melintasi perbatasan Suriah ke Turki dan menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 10 lainnya. Abdi membantah bahwa SDF menyerang di dalam wilayah Turki. Sementara itu, utusan presiden Rusia di Suriah, Alexander Lavrentyev mengatakan bahwa Turki harus menahan diri untuk mencegah eskalasi di Suriah dan berharap Turki bisa menahan diri dari penggunaan kekuatan yang berlebihan di wilayah Suriah. Mazloum meminta Moskow dan Damaskus, serta koalisi pimpinan AS yang berperang melawan kelompok ISIS di Suriah bersama pejuang Kurdi, mengambil sikap tegas guna mencegah invasi darat Turki. Dia memperingatkan bahwa serangan semacam itu dapat membahayakan upaya untuk memerangi kebangkitan ISIS.