Rusia Siap Menghadapi Rudal Patriot Bantuan AS di Ukraina

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 15 Desember 2022 11:24 WIB
Jakarta, MI - Kremlin menyatakan sistem pertahanan rudal Patriot bantuan Amerika Serikat akan menjadi target yang sah jika dikirim ke Ukraina untuk mencegat rentetan rudal Rusia yang telah melumpuhkan infrastruktur negara itu. Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev memperingatkan NATO agar tidak melengkapi Kyiv dengan baterai rudal Patriot. Kremlin akan melihat langkah tersebut sebagai eskalasi perang kedua negara sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Kamis (15/12). Pernyataan Rusia itu muncul ketika Moskow mengatakan tidak ada "gencatan senjata Natal" setelah hampir 10 bulan perang di Ukraina. Bahkan ketika pembebasan puluhan tahanan, termasuk seorang warga negara Amerika Serikat, kontak senjata tetap terjadi antara kedua belah pihak. Rusia dan Ukraina saat ini tidak terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran yang berkecamuk di timur dan selatan Ukraina. Sementara Moskow terus melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak pada fasilitas listrik dan air di seluruh negeri, termasuk ibu kota Kyiv. Ukraina telah meminta sekutu Barat untuk meningkatkan sistem pertahanan udaranya setelah serangan Rusia. Serangan itu memaksa jutaan orang hidup tanpa listrik atau tanpa pemanas ruangan di musim dingin. Ukraina pada hari Rabu mengatakan pasukannya menembak jatuh 13 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke Kyiv. Walikota Kyiv, Vitali Klitschko mengatakan ada ledakan di pusat distrik Shevchenkivskyi dan dua gedung administrasi rusak, tetapi disebutkan tidak ada korban jiwa. “Ini merupakan peringatan yang tidak menyenangkan bagi Kyiv pagi ini,” ujar Rory Challands dari Al Jazeera melaporkan dari Kyiv. Challands mengatakan meskipun dia tidak mendengar alarm serangan udara, dia terbangun dari "ledakan besar yang bergema di sekitar pusat kota". Ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh drone yang ditembak jatuh di udara dan menghantam tanah, tambahnya. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan "tidak ada ketenangan di garis depan" dan menggambarkan penghancuran kota-kota di wilayah timur oleh Rusia dengan menggunakan senjata artileri. Presiden Ukraina mengatakan Rusia harus mulai menarik diri dari negaranya menjelang Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik. Namun Moskow langsung menolak proposal itu dengan mengatakan Ukraina harus menerima kehilangan sebagian wilayahnya sebelum kemajuan apa pun dapat dicapai.