Serangan Balas Dendam Iran ke Israel, Bagaimana Reaksi PBB, AS, dan Negara-negara Lain?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 14 April 2024 18:35 WIB
Serangan Iran ke Israel terlihat dari Amman, Yordania, pada Minggu (14/4/2024) (Foto: MI Repro Reuters)
Serangan Iran ke Israel terlihat dari Amman, Yordania, pada Minggu (14/4/2024) (Foto: MI Repro Reuters)

Jakarta, MI - Iran meluncurkan puluhan pesawat nirawak (drone) dan rudal ke arah Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara pascaserangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pekan lalu.

Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa militer menembakkan puluhan drone dan rudal ke arah Israel sebagai tanggapan atas “banyak kejahatan” yang dilakukan Israel, termasuk serangan pekan lalu terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.

Sementara itu Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari sebelumnya mengatakan sejumlah drone tersebut membutuhkan waktu berjam-jam untuk mencapai sasaran di Israel. Dia mengatakan akan ada gangguan pada sistem navigasi (GPS) ketika militer berupaya mencegat drone Iran.

Sedikitnya 13 korban tewas akibat serangan rudal terhadap Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024. Teheran pun menyalahkan Tel Aviv atas serangan itu.

Di antara korban yang tewas adalah Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior IRGC di Suriah dan Lebanon, serta wakilnya, Jenderal Hadi Haj Rahemi.

Setelah serangan itu, para pemimpin tinggi dan militer Iran berjanji akan memberikan “tanggapan yang tegas”. Berbicara pada pertemuan Hari Raya Idul Fitri di Teheran pada Rabu (10/4/2024), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Israel “akan dihukum” atas serangan itu.

Sejumlah ahli mengatakan serangan Iran kemungkinan akan memicu konflik regional jika Israel membalas. Di lain pihak, tentara Israel (IDF) mengatakan pasukannya dalam siaga tinggi menyusul serangan Iran.

“Kesatuan Tempur Pertahanan Udara IDF dalam keadaan siaga tinggi, bersama dengan jet tempur IAF dan kapal Angkatan Laut Israel yang sedang menjalankan misi pertahanan di ruang udara dan laut Israel. IDF memantau semua target,” demikian pernyataan militer Israel.

Reaksi PBB, AS, dan negara-negara lain
Utusan tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan bahwa tindakan militer Republik Islam tersebut yang menyerang Israel sebagai balasan atas serangan terbaru yang mematikan terhadap tempat diplomatik Iran di Damaskus, sesuai Pasal 51 Piagam PBB

Mengutip Pasal 51 Piagam PBB, yang memperbolehkan pertahanan yang sah, Iran membela tindakannya sebagaimana diperlukan dalam menghadapi ancaman, kata perwakilan Iran di New York.

Selain itu, pernyataan itu menekankan bahwa konflik yang terjadi saat ini semata-mata antara Iran dengan rezim penjajah Israel, sehingga Amerika Serikat diminta menahan diri untuk terlibat.

“Jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, balasan Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat dan Amerika Serikat harus menjauhinya,” kata pernyataan itu.

Iran menyerang Israel setelah rezim Zionis itu melakukan serangan udara terhadap bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.

Perwakilan Iran di PBB juga mengatakan bahwa jika Dewan Keamanan mengutuk serangan rezim Zionis terhadap kedutaan dan kemudian mengadili para pelakunya, mungkin perlu bagi Iran untuk menghukum rezim arogan ini.

Pernyataan tersebut merujuk pada tiga negara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, serta sekutunya, Korea Selatan dan Jepang, yang tidak hanya tidak mengutuk serangan Israel terhadap kedutaan Iran, tetapi juga mencegah dikeluarkannya Pernyataan Dewan Keamanan PBB tentang serangan itu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan dia "sangat khawatir mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan".

“Saya mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan oleh serangan besar-besaran yang dilancarkan Republik Islam Iran terhadap Israel malam ini. Saya menyerukan penghentian segera permusuhan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Dia kemudian mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di Timur Tengah. “Saya telah berulang kali menekankan bahwa baik kawasan [Timur Tengah] maupun dunia tidak mampu mengalami perang lagi.”

Secara terpisah, Presiden Joe Biden mengatakan AS "membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang datang" dari Iran.

Biden menyatakan dirinya telah mengarahkan pesawat militer AS dan kapal pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut “selama seminggu terakhir”.

“Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari anggota militer kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk. Saya mengutuk keras serangan-serangan ini," katanya.

Dalam percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden menegaskan kembali komitmen “baja” Amerika terhadap Israel.

Biden mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan bahwa dia akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin G7 pada hari Minggu "untuk mengoordinasikan tanggapan diplomatik yang padu terhadap serangan kurang ajar Iran".

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada Minggu (14/4/2024) mengenai serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel, kata Vanessa Frazier, selaku kepala dewan tersebut.

Pertemuan tersebut diminta oleh Israel, yang menulis surat kepada Frazier bahwa serangan tersebut "menimbulkan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional".

Dalam surat terpisah kepada Frazier, Iran membela diri dengan mengatakan bahwa tindakan mereka adalah “membela diri sebagaimana diuraikan dalam Pasal 51 Piagam PBB, dan sebagai tanggapan terhadap agresi militer Israel yang berulang kali”. (wan)

Topik:

israel iran