AS Tuding Iran Balas Dendam ke Donald Trump

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 17 Juli 2024 2 jam yang lalu
Mantan Presiden AS Donald Trump selama acara kampanye di Butler Farm Show Inc.,Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024)
Mantan Presiden AS Donald Trump selama acara kampanye di Butler Farm Show Inc.,Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024)

Jakarta, MI - Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Adrienne Watson, menuding Iran berusaha membalas dendam terhadap mantan presiden Donald Trump dengan memberikan ancaman.

Hal itu mendorong Dinas Rahasia AS untuk meningkatkan perlindungan di sekitar Trump dan tim kampanyenya, sebelum adanya insiden penembakan di Pennsylvania.

Menurut Watson, ancaman tersebut dikeluarkan lantaran Trump pernah memerintahkan pembunuhan Qasem Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, pada tahun 2020.

"Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, kami telah melacak ancaman Iran terhadap mantan pejabat pemerintahan Trump selama bertahun-tahun, sejak pemerintahan terakhir," kata Watson, Rabu (17/7/2024).

"Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri dengan prioritas tertinggi," lanjutnya.

Selain itu, pihaknya juga mengatakan penyelidikan atas percobaan pembunuhan mantan presiden tersebut masih berlangsung serta mengembangkan informasi tambahan tentang ancaman tersebut.

Namun, Misi Tetap Iran di AS mengatakan tuduhan tersebut tidak berdasar dan jahat. Pihaknya juga menegaskan, insiden penembakan Trump sama sekali tidak ada hubungannya dengan Iran.

"Dari sudut pandang Republik Islam Iran, Trump adalah penjahat yang harus dituntut dan dihukum di pengadilan karena memerintahkan pembunuhan Jenderal Soleimani. Tetapi, Iran telah memilih jalur hukum untuk membawanya ke pengadilan," kata Misi Tetap Iran dalam sebuah pernyataan. (ABC)