Trump Bikin Geger! Mahasiswa Asing Dilarang Kuliah di Harvard


Jakarta, MI - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melarang Universitas di AS menerima mahasiswa dan mahasiswi asing, termasuk mereka yang masuk melalui program beasiswa.
Kebijakan ini juga memaksa pelajar asing yang saat ini menempuh pendidikan di Universitas Harvard untuk segera dipindahkan ke kampus lain. Perpindahan tidak segera diurus, mahasiswa asing tersebut akan dicabut legalitasnya tinggal di AS. Jumat (23/5/2025).
Pengumuman kebijakan ini disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri AS. Menteri Dalam Negeri AS Kristi Noem segera memerintahkan untuk menghilangkan sertifikasi Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Harvard untuk tahun ajaran 2025-2026.
Mengutip Reuters, Noem menuduh pihak universitas "mempromosikan kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China."
"Ini merupakan suatu privilese, bukan hak, bagi universitas untuk menerima mahasiswa asing dan mendapatkan keuntungan dari biaya kuliah yang lebih tinggi untuk membantu menambah dana abadi mereka yang bernilai miliaran dolar," ujar Noem.
Universitas Harvard segera memberikan tanggapan atas keputusan pemerintah AS yang menghentikan program penerimaan mahasiswa asing di kampus mereka. Kebijakan yang tergolong ekstrem ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada ribuan mahasiswa asing di Harvard.
Pihak Harvard menegaskan bahwa kebijakan tersebut bersifat ilegal dan berpotensi memicu aksi balasan.
Kebijakan itu menandai eskalasi yang semakin memanas antara pemerintahan Trump dan sejumlah kampus Ivy League, atau elite di AS. Sejumlah kampus elite itu pun bakal menjadi target utama Trump.
Langkah itu dilakukan setelah Harvard menolak memberikan informasi yang diminta Noem terkait visa pelajar di kampus itu.
Dikutip dari Reuters, tercatat ada 6.800 mahasiswa asing yang kuliah di Harvard pada 2025-2026. Angka ini merupakan 27 persen dari seluruh mahasiswa yang kuliah di kampus ternama AS tersebut.
Pada tahun 2022, mahasiswa asal China merupakan kelompok mahasiswa asing terbanyak yang diterima di Harvard, dengan jumlah mencapai 1.016 orang.
Selain China, yang paling banyak masuk Harvard antara lain India, Korea Selatan, Inggris, Jerman, Australia, Singapura, dan Jepang.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar Reuters mengenai kebijakan AS terkait Harvard tersebut.
Topik:
amerika-serikat presiden-as donald-trump universitas-harvard