Sosiolog: Aktor Utama Kasus Klithih DIY Harus Diungkap

wisnu
wisnu
Diperbarui 7 April 2022 08:13 WIB
Yogyakarta, MI - Aksi kejahatanan jalanan akhir-akhir ini meresahkan warga Yogyakarta. Pasalnya, seorang pelajar di DIY tewas terkena sabetan benda tajam oleh pelaku kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, Ahad (3/4). Korban sempat dilarikan ke RSUP Hardjolukito oleh petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli, namun nyawanya tak tertolong. Atas hal itu, Sosiolog kriminalitas Universitas Gadjah Mada Suprapto berharap aktor utama kasus kejahatan jalanan remaja di Yogyakarta harus diungkap. "Kalau saya selalu mengusulkan jangan hanya menangani pelaku, tetapi ditelusuri sampai diketahui siapa yang ada di balik pelaku," kata Suprapto saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu (6/4). Suprapto yang pernah melakukan penelitian sejak 2004 hingga 2009 terkait kejahatan jalanan atau acap disebut 'klithih' di Yogyakarta mengungkap bahwa aksi kejahatan remaja usia sekolah itu tidak murni inisiatif mereka. Dia menduga mereka terorganisasi dan ada yang melatih mulai dari penyiapan senjata tajam, pembagian tugas antara yang mengemudi sepeda motor dan yang mengeksekusi sasaran, hingga antisipasi ketika ada patroli kepolisian. "Kalau saya melihat ada yang di balik mereka, ada yang mencuci otak, ada yang 'ngompori' karena kalau mereka murni sepertinya tidak mungkin bisa membuat clurit sendiri, membuat pedang agar ayunan jadi ringan," tutur dia. Menurut dia, kejahatan jalanan oleh kalangan remaja atau pelajar bisa terus berkelanjutan hingga kini disebabkan para pelakunya terorganisasi sehingga memungkinkan adanya proses regenerasi. Karena itu, menurut Suprapto, aparat penegak hukum perlu memutus rantai kejahatan jalanan oleh kalangan remaja ini dengan menelusuri pihak-pihak yang ada di balik tindakan kriminal itu. Dia lagi-lagi menduga, ada aktor atau senior di belakang mereka sehingga membuat para pelaku berani melakukan aksi kekerasan di jalanan, apalagi biasanya didukung dengan konsumsi minuman keras. Di sisi lain, menurut dia, kejahatan jalanan oleh remaja muncul disebabkan banyak faktor, salah satunya rendahnya kepedulian para orang tua atau keluarga terhadap kegiatan anak. "Ini kan selalu terjadinya dini hari. Harusnya orang tua mempertanyakan anaknya jam 12 malam ke atas di mana, sama siapa, ngapain. Ternyata banyak yang tidak peduli," ucap Suprapto.