Fakta-Fakta Mengerikan Penembakan Pegawai Dishub Makassar

wisnu
wisnu
Diperbarui 18 April 2022 20:36 WIB
Makassar, MI – Kapolrestabes Makassar Kombes Pol. Budhi Haryanto mengungkapkan, pistol yang digunakan untuk menembak pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang dibeli dari jaringan terorisme. Hasil uji forensik di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Makassar menyebutkan pistol tersebut bukan rakitan, melainkan senjata pabrikan. Begitu juga dengan proyektil berkaliber 33 dan 38, kata Kapolrestabes, adalah hasil pabrikan. Dia mengatakan pelaku membeli pistol untuk menembak pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang dari jaringan teroris. [caption id="attachment_424070" align="aligncenter" width="300"] Barang bukti senjata yang digunakan pelaku penembakan Dishub Makassar. (Dok/MI)[/caption] "Pistol jenis revolver itu dibeli secara online (daring) oleh tersangka dan ternyata belinya sama jaringan teroris," kata Kombes Pol. Budhi Haryanto saat merilis pengungkapan kasus penembakan di Makassar, Sulsel, Senin (18/4). Saat kejadian, tiga butir peluru ditembakkan pelaku dan selongsong pelurunya sudah disita. Demikian halnya dengan peluru utuh yang berjumlah 53 butir, termasuk senjata jenis pistol revolver tersebut. "Setelah didalami tempat mendapatkan senjatanya, pelaku mengaku membeli secara online. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah jaringan teroris. Ini sementara didalami lagi," katanya. Meski demikian, Kapolrestabes enggan memerinci jaringan teroris mana. Dalam hal ini, pihaknya terus mendalami jaringan tersebut. Cinta Segitiga Seringin dengan perkembangan kasus, pihak kepolisian pun akhirnya mengungkap bahwa penembakan terhadap pegawai Dishub Makassar ini karena latar belakang cinta segitiga, antara korban, pelaku (Kasatpol PP Makassar) dengan salah satu wanita yang juga pejabat di Pemkot Makassar. Ironisnya, Kasatpol PP Makassar selaku pelaku yang mengotaki penembakan pegawai Dishub itu. Sejauh ini, pihak kepolisian pun telah menetapkan 5 orang tersangka dalam kasus tersebut.