Peringati Tragedi Bom JW-Marriot 2003, Tony Soemarno Luncurkan Buku "The Power of Forgiveness : Memoir Korban Bom Marriott”

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Agustus 2022 16:12 WIB
Jakarta, MI - Tony Soemarno, salah satu korban Bom Marriott 2003, mengadakan peluncuran buku yang berjudul “ The Power of Forgiveness : Memoir Korban Bom Marriott” di JW-Marriott Hotel Jakarta, Jumat (5/8) kemarin. Peluncuran buku ini sengaja dilaksanakan bertepatan pada hari peringatan ke-19 tahun Tragedi Bom JW-Marriott. Acara peringatan Tragedi Bom Marriott dibuka dengan sambutan dari Vivi Normasari selaku Koordinator penyintas, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Boy Rafli Amar, kemudian sambutan dari Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Susilaningtias, dan juga sambutan dari Direktur United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) Collie Brown. Acara ini dihadiri oleh 30 penyintas tragedi bom dari seluruh Indonesia. Dilakukan pembacaan doa dan mengheningkan cipta, serta peletakkan tangkai mawar putih oleh penyintas sebagai bentuk simbolis duka cita. Acara selanjutnya adalah Peluncuran Buku “The Power of Forgiveness : Memoir Korban Bom Marriott”, dan Talk Show bersama penulis Tony Soemarno bertempat di Ball Room Hotel JW-Marriott. Acara ini dihadiri oleh Kepala Staff Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian, Kepala BNPT,  Komjen Pol. Boy Rafli Amar, Kasatgas Densus 88 wilayah DKI Jakarta, Kombes. Pol. Dayan Victor Imanuel Blegur, serta pemilik Hotel JW-Marriott Jakarta, Tan Kian dan Penerbit Mizan. Selain itu, hadir juga narasumber pada acara Talk Show yaitu  Penulis Buku “The Power of Forgiveness: Memoir Korban Bom Marriott”. Tony Soemarno, Pelaku Bom Bali 2002, Ali Imron, Konsultan Senior DASPR dan Pembina FKAAI,  Nasir Abas. Acara ini diselenggarakan oleh Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) dan Forum Komunikasi Aktifis Akhlakul Karimah (FKAAI). DASPR adalah lembaga yang bergerak untuk menyelesaikan masalah sosial dengan menggunakan sudut pandang psikologi sosial terapan. KAAI adalah lembaga yang beranggotakan para penyintas aksi terorisme, returni/deportan, mantan narapidana terorisme, mantan jaringan terorisme, keluarga napiter, dan mantan kombatan jihad yang telah banyak melakukan kegiatan kontra radikalisme dan deradikalisasi dengan didukung Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Polri dalam hal ini Densus 88 Anti Teror. Buku “The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriott” merupakan karya yang ditulis berdasarkan pengalaman Tony Soemarno sebagai korban teror bom yang mengisahkan perjalanan hidup beliau sejak menjadi korban bom JW-Marriott 2003 hingga menjadi aktivis deradikalisasi yang aktif mengunjungi dan berdiskusi dengan para narapidana kasus teror di dalam penjara. Kisah beliau sangat inspiratif untuk dibagikan dalam mencegah terulangnya perbuatan aksi terorisme. Resume Buku “The Power of Forgiveness : Memoir Korban Bom Marriott” karya Tony Soemarno. DARI sekian judul buku yang telah terbit terkait radikaslisme-terorisme, inilah satu-satunya buku di dunia yang memuat kisah unik antara korban teror bom dengan para pelakunya. Dimulai dari bagaimana seorang Tony Soemarno harus bangkit dari keterpurukan yang menerpa dirinya, akibat direjam bom yang meledak sesaat sebelum ia makan siang di Hotel JW-Marriott, Jakarta, pada Selasa (5/8/2003). Cerita selanjutnya bergulir ke seputar keluarga penulis, yang nyaris babak bundas. Berbekal kekuatan iman, cinta, dan kasih-sayang dari ibu dan keluarga kecilnya, Tony berhasil membangunkan spirit hidupnya lagi yang hampir padam. Ia bangkit berdiri menghadapi nasibnya sendiri. Tak cukup sampai di situ. Bersama dengan Nasir Abas, mantan komandan Mantiqi Tiga Jamaah Islamiyah yang akhirnya turut membantu Pemerintah Republik Indonesia membongkar jaringan teror di bumi Nusantara, ia berinisiatif mengunjungi Ismail Datam, Tohir, Ali Imron, Umar Patek, dan Abu Bakar Ba'asyir, di dalam lapas. Kedatangan Tony itu dilatari oleh keinginannya untuk memaafkan kesalahan yang didasari ketidaktahuan. Ia tunjukkan kepada para teroris itu, bahwa kekuatan Islam yang utama adalah rahmat bagi semesta alam dan akhlak mulia. Budi baik yang menjadi dharma bhakti pada kehidupan. Kebesaran jiwa Tony Soemarno bisa dirasakan para pembaca dalam bab akhir, Kompensasi Darah dan Airmata. Di sinilah uniknya takdir setiap manusia. Tony yang kini dikelilingi oleh begitu banyak orang-orang baik, ternyata harus melewati masa paling sulit dalam hidupnya. Ia menjelma menjadi pohon yang berakar kuat di rumah, tapi berbuah di mana saja. Semoga karya monumental ini turut menginpirasi banyak orang, terutama umat Muslim sedunia. Karena biar bagaimana pun, kita hidup di bawah langit dan di atas bumi yang sama. Kita semua, sama-sama berhak untuk berbahagia. Sama berkewajiban menyelenggarakan kehidupan yang gemah ripah loh jinawi. Tata tentram kerta raharja. [Wan]
Berita Terkait