Pemuda Katolik Harap Permintaan Maaf Pemerintah Soal Pelanggaran HAM Berat Bukan Sekedar Kado Awal Tahun

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 Januari 2023 23:02 WIB
Jakarta, MI - Pemuda Katolik menilai pengakuan dan penyesalan pemerintah terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di berbagai peristiwa merupakan langkah maju yang patut diapresiasi. Pasalnya, peristiwa pelanggaran HAM tersebut sudah terjadi bertahun-tahun tanpa adanya kepastian tindak lanjut. Dengan permohonan maaf soal pelanggaran HAM berat itu juga sebagai sebuah titik mula pengusutan pelanggaran HAM masa lalu yang membekas dibenak publik. “Pemuda Katolik mengapresiasi keberanian Pemerintah untuk mengakui dan menyesali pelanggaran HAM yang telah terjadi. Bagi kami, hal ini menjadi titik mula dan titik pijak untuk langkah tindak lanjut berikutnya," ujar Sekretaris Jenderal Pemuda Katolik, Joe Sitohang Jum'at (13/1). Joe berharap, permintaan maaf yang disampaikan pemerintah bukan sekedar kado sementara di awal tahun. Sebab, kata dia, selama ini terdapat kesan bahwa pengusutan pelanggaran HAM di masa lalu rentan mandek. “Kejadian yang telah berlalu memang menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban, kita juga sadar bahwa waktu tak bisa kita putar. Maka, usut tuntas pelanggaran HAM dimasa lalu merupakan langkah konkret yang wajib dilakukan sebagai penghargaan atas prinsip-prinsip kemanusiaan," lanjut Joe. "Harapannya, permintaan maaf ini tidak hanya sekedar kado sementara di awal tahun saja, karena dibalik itu ada harapan besar dari keluarga korban yang sampai hari ini masih trauma dan jangan sampai generasi mendatang tersandera dengan pelanggaran HAM di masa lalu," harapnya. Selain itu, Joe juga berharap kepada pemerintah mampu bekerja dengan optimal tanpa terpengaruh intervensi dari berbagai pihak. Menurut Joe, permintaan maaf terbaik adalah melakukan pengusutan pelanggaran HAM dengan nothing to lose dan mengabaikan intervensi dari berbagai pihak. "Pemuda Katolik mendukung setiap upaya penegakan HAM dan siap menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan implementasi HAM yang berkeadilan dan penuh kasih," imbuh Joe.