Pangdam Hasanuddin Bakal Tindak Tegas Oknum yang Terlibat dalam Penyerangan Polres Jeneponto

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 28 April 2023 13:14 WIB
Jakarta, MI - Polda Sulsel dan Kodam XIV/Hasanuddin tegas, tak ingin gegabah soal penyerangan Mapolres Jeneponto pada Kamis dini hari, 27 April, Penyelidikan harus dilakukan untuk memastikan peristiwa yang menyebabkan satu personel polisi mengalami luka tembak itu. Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso bertemu. Mereka menggelar konferensi pers bersama di Makodam XIV/Hasanuddin, Kamis (27/4) malam. Keduanya sepakat, kasus ini masih dalam penyelidikan. Bahkan sepakat membentuk tim gabungan TNI-Polri. Sejauh ini, belum ada titik terang siapa yang pelaku alias pelaku dalam status orang tak dikenal (OTK). Sembari menunggu hasil penyelidikan untuk menguak peristiwa ini. "Kita tunggu hasil penyidikan yang lebih mendalam. Statusnya masih OTK," kata Totok Imam Santoso. Totok membenarkan adanya kejadian gesekan antara personel TNI dengan Polres Jeneponto sehari sebelumnya. Yakni antara personel Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka dengan pihak Polres Jeneponto. Akan tetapi, permasalahan tersebut telah didamaikan. Pihak perwakilan Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka telah melakukan pemeriksaan. Sehingga tidak bisa dipastikan penyerangan yang terjadi di Mapolres Jeneponto pada Kamis dini hari ada keterkaitannya. Penyidikan masih dilakukan sehingga masih dalam kategori OTK. "Kami komitmen jika memang ada personel TNI yang terlibat, akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas Totok. Jenderal bintang dua ini menuturkan TNI dan Polri terus membangun solidaritas dan soliditas. Kebersamaan menjadi hal utama antara semua stakeholder yang terkait. Totok juga telah menginstruksikan untuk penyelidikan atas kasus tersebut dijalankan secara transparan. Termasuk dengan pemeriksaan visum yang sementara dalam proses. "Yang pasti solidaritas TNI, Polri, dan semua pihak tetap terjaga," ujarnya. Totok mengajak semua pihak untuk bijak. Saat ini, baik TNI maupun Polri sedang bekerja untuk mengusut peristiwa yang terjadi. "Permasalahan tersebut akan diselesaikan tranparan, akan dilaksanakan hukum nantinya," ujarnya. Totok menegaskan bahwa apapun permasalahan yang terjadi tidak akan mengganggu soliditas TNI dan Polri. Penyerangan di Mapolres Jeneponto diusut tim gabungan TNI dan Polri. Belum ada kesimpulan terkait para pelakunya. "Penyerangan tidak ada, sampai saat ini juga itu tidak ada kaitan dengan TNI, tidak ada. Jadi saat ini masih bicara tindak kriminal," ucapnya. "Saya sampaikan yang melaksanakan pelemparan atau penyerangan itu adalah orang tidak dikenal," tegas Totok. Sebagaimana, kata dia, pimpinan dari kedua instansi, TNI dan Polri sudah datang langsung melakukan pengecekan dan penyelidikan. Sehingga informasi yang menyebut kalau itu dilakukan oknum TNI tidaklah benar. "Kasdam, Kapolda sudah ke lokasi, dilaksanakan komunikasi, koordinasi. Penyerangan tidak ada kaitan dengan TNI, bicara orang tidak dikenal," bebernya. Menurut dia, nanti ada semua pihak yang turun untuk mengusut kasus ini. Ada dari pihak TNI dan Polda. Akan sama-sama menindaklanjutinya dengan transparan. "Karena kita sudah komitmen, saya sudah ada perintah dari Panglima TNI dan Bapak Kasad, tugas pokok bagimana menjaga keamanan, kedaulatan, kerja sama pihak kepolisian, membangun sinergitas, membangun soliditas itu harga mati dan itu semua sudah kita sampaikan di seluruh jajaran," jelas Totok. "Jadi mohon dengan hormat teman-teman dengan tidak membuat berita yang sifatnya belum benar atau belum pasti, jadi tunggu sampai hasil pemeriksaan lebih lanjut," tandasnya. Kepada jajarannya, Totok mengaku telah memberikan instruksi bagaimana menjaga ketertiban dan keamanan, serta kebahagiaan. Sehingga semua masyarakat senang. "Seluruh jajaran saya perintahkan membangun kebersamaan dengan kepolisian, maupun pemerintah terkait. Agar dampaknya semua bisa tentram dan nyaman," imbuhnya. Setali tiga uang, hal serupa juga diutarakan oleh Setyo Boedi Moempoeni Harso. Penyelidikan kepolisian masih dalam proses. Dia juga tidak menafikan adanya salah seorang personel Polres Jeneponto yang terkena tembakan di bagian perut. Personel tersebut terkena saat berada di sekitar Mapolres Jeneponto. Kini personel yang teridentifikasi bernama Bripka Musmuliadi itu telah dilakukan tindakan operasi. Saat ini masih dalam fase observasi. "Untuk uji balistiknya masih sementara dilakukan, termasuk olah TKP. Belum ada laporan yang saya terima," ungkap Setyo. Orang nomor satu Polda Sulsel ini juga menambahkan penyidikan juga masih dilakukan. Di instansi Polri ada dua proses hukum. Jika terkait dengan kode etik, maka dilakukan sidang kode etik. Jika terkait tindak pidana, harus dilakukan proses pidana. "Saya juga telah menginstruksikan agar proses pelayanan publik tetap berjalan, namun tetap waspada," beber Setyo. Akibat penyerangan ke Mapolres Jeneponto, sejumlah aset dan inventaris rusak. Beberapa bangunan di kantor yang beralamat di Jl Sultan Hasanuddin, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, itu rusak. Terkena lemparan batu dan bom molotov. Ada dugaan, penyerangan itu merupakan dampak pengeroyokan terhadap personel Kodam V/Brawijaya Pratu Irsan oleh anggota Polres Jeneponto, di Empoang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Rabu, 26 April. Hanya saja Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso yang dikonfirmasi awak media saat melakukan kunjungan di Mapolres Jeneponto membantah hal tersebut, kemarin. Dia tak ingin berspekulasi terkait siapa dibalik penyerangan Mapolres Jeneponto tersebut. Alasannya, itu butuh bukti. "Itu masih tahap penyelidikan, sudah saya minta tim Labfor (laboratorium forensik) dan Reskrim untuk tindak lanjuti. Kita tidak boleh menuduh, kita perlu fakta sebenarnya," terang Setyo. Terkait kisruh kepolisian dan anggota TNI, menurut Setyo Budi, itu bukan rentetan masalah yang berakibat penyerangan Mapolres Jeneponto. Itu merupakan kejadian lain yang telah tertangani dengan baik. Polisi berpangkat dua bintang mengaku turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung dampak kerusakan akibat penyerangan yang terjadi. Serta mencari tahu asal muasal dari penyerangan tersebut. "Mengecek fakta di lapangan seperti apa, melihat kerusakan, serta mendengar langsung laporan dari Kapolres seperti apa," kata Setyo. Dia berharap setelah kejadian ini tidak ada riak atau reaksi dari anggota kepolisian pasca penyerangan. Dia telah mengumpulkan sejumlah perwira dan personel Polres Jeneponto. "Utuk tegar menghadapi kejadian itu, tidak ada riak reaktif, utamakan masyarakat. Polres harus tetap berjalan karena masyarakat masih membutuhkan kita," tekannya. Selain pengrusakan, salah seorang anggota Polres Jeneponto Bernama Bripka Musmuliadi terkena luka tembak pada bagian perut. Saat ini, Bripka Musmuliadi tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif. Selain fasilitas umum, beberapa hari lalu mobil Dalmas milik Polres Jeneponto bernomor polisi XIV-115-33 dibakar di areal persawahan di Kelurahan Panaikang, Kecamatan Binamu. #Pangdam Hasanuddin