Soal Taruhan Capres Bakal Tersangka, Fahri Hamzah: Kasusnya Banyak, Saya Tahu Persis!

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 9 Januari 2024 21:41 WIB
Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah (Foto: Dok MI)
Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah bertaruh akan ada calon presiden yang menjadi tersangka setelah kalah pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal ini dikatakannya melalui akun X (twitter) miliknya saat membela harta milik capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.

Sebagai informasi, harta kekayaan Prabowo memang menjadi sorotan pasca debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1). Fahri seolah menyindir capres nomor urut 1, Anies Baswedan yang mana dalam debat itu mengungkapkan terkait luas tanah Prabowo Subianto yang mencapai ribuan hektare. 

Bahwa luas tanah Prabowo mencapai 340 hektare, lalu dikoreksi yakni 340.000 ribu hektare. Tapi separuh lebih prajurit TNI tidak punya rumah dinas. 

Maka dengan begitu, loyalis Prabowo ini nekat mengajak publik bertaruh. Taruhannya tentang siapa capres yang akan menjadi tersangka setelah kalah Pilpres 2024 satu putaran. "Daripada iri dengan harta orang yang legal dan halal, mending kita taruhan: 'Siapa calon yang jadi tersangka setelah kalah sekali putaran?"

Kepada Monitorindonesia.com, Selasa (9/1) Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran itu mengklaim bahwa dirinya mengetahui kasus yang menyeret capres tersebut, tapi dia enggan membeberkannya. "Aku nggak mau sebut kasusnya karena banyak. Dan ada yang saya tahu persis. Tapi jangan serang harta orang yang bersih," ungkap Fahri.

Mantan Wakil Ketua DPR RI itu pun kembali menegaskan bahwa, Prabowo memiliki harta yang bersih karena belum pernah diperiksa oleh aparat penegak hukum (APH). "Intinya adalah harta prabowo bersih. Nggak pernah diperiksa lembaga penegakan hukum," tegas Fahri.

Kendati demikian, taruhan Fahri Hamzah ini dinilai sebagai ancaman. Adalah Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni yang menilai adanya unsur keangkuhan dan ancaman di dalam cuitan Fahri Hamzah tersebut. 

“Saya enggak mengerti kenapa Bang Fahri sebegitunya menanggapi urusan debat ini. Wong namanya debat capres, ya, memang begitu, kan?" ujar Sahroni melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (9/1). 

Menurut Sahroni, dalam debat capres, para kandidat dituntut adu gagasan, menguji konsistensi pikiran, dan jika memang ada penyampaian yang dirasa kurang tepat, seharusnya dibantah dengan argumen dan data.

"Bukan ancaman penjara. Ini kita mau pemilu apa bunuh-bunuhan?” lanjut politikus NasDem itu. 

Sahroni memandang bahwa ancaman 'yang kalah jadi tersangka’ sebagaimana unggahan Fahri itu sangat mengkhawatirkan dalam praktik demokrasi.

"Kenapa sampai harus berstatement sejauh itu? Jangan mentang-mentang Bang Fahri dan paslon yang abang dukung berasal dari koalisi yang memegang kekuasaan jadi bisa mengancam begitu. Ini ancaman sangat kelihatan, maksudnya apa? Jangan takabur, bang. Kita kan, bukan mau perang," tutur Sahroni. 

Selain itu, ia juga menegaskan tentang pentingnya Fahri mengedepankan sikap rendah hati dan tidak sombong terkait pilpres. Sahroni juga memahami jika Fahri Hamzah sangat ingin capres yang didukungnya menang satu putaran dan itu sah-sah saja. 

"Dari berbagai twit dan perkataannya terlihat sekali kesombongan dan takabur seolah-olah pasti satu putaran. Padahal, sebagai pemimpin di partai Islam, yang juga mantan PKS, seharusnya Pak Ustaz Fahri Hamzah memahami bahwa kesombongan dan takabur itu sangat dibenci oleh Allah SWT," tutup Sahroni.