Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Kriminolog Singgung Kasus Brigadir J: Awalnya Disampaikan Baku Tembak, Ternyata Dibunuh!

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 1 Mei 2024 19:48 WIB
Rumah tempat Brigadir RAT diduga bunuh diri yang merupakan milik mantan Menteri Fahri Idris.
Rumah tempat Brigadir RAT diduga bunuh diri yang merupakan milik mantan Menteri Fahri Idris.

Jakarta, MI - Kriminolog, Kurnia Zakaria menegaskan bahwa kasus Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) anggota Satlantas Polresta Manado yang ditemukan tewas di dalam mobil Alphard di Mampang, Jakarta Selatan (Jaksel) perlu dibuka lagi agar membuat terang kasus ini. Pasalnya, hingga saat ini belum ada motif yang diungkap pihak kepolisian bahkan terdapat kejanggalan-kejanggalan.

"Kasus ini jangan ujug-ujug disetop penyelidikannya, toh belum ditemukan motif yang jelas akibat kematiannya. Masyarakat tak ingin kasus ini seperti kasus Brigadir J yang banyak menimbulkan spekulasi atau opini liar terhadap institusi kepolisian," ujar Kurnia kepada Monitorinbdonesia.com, Rabu (2/5/2024) malam.

Namun demikian, tak dapat dipungkiri menurut Kurnia, acap kali kasus meninggalnya anggota Polir berhenti pada fokus penyebab kematian, bukan kepada motifnya.

"Dengan kasus ini publik juga akan mengingat kasus Ferdy Sambo yang kini masih melekat dalam ingatan mereka. Maka dari itu ya harus dibuka seterang benderang mungkin," jelasnya. 

"Kita tahu kan kasus pembunuhan Brigadir J diotaki Ferdy Sambo. Awalnya disampaikan bahwa itu kasus itu tembak menembak, namun akhirnya di pengadilan kan ternyata tidak demikian, bahwa kasusnya pembunuhan berencana. Saya kira ini harus jadi pelajaran Polri. Jangan ingatkan publik dengan kasus Brigadir J," tandasnya.

Kurnia menambahkan, bahwa pengusutan kasus Brigadir RAT ini dapat dipandang sebagai upaya perbaikan citra kepolisian sekarang ini. "Asal kasus ini tidak ditutup-tutupi," tegasnya.

Adapun Brigadir RAT ditemukan tewas di dalam mobil. Hasil penyelidikan terbaru pihak kepolisian, Senin (29/4/2024), menyebutkan, penyebab kematian Brigadir RAT adalah akibat bunuh diri.

Di sisi lain, terungkap bahwa sebelum ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala, Brigadir RAT ternyata sudah tiga tahun menjadi pengawal pengusaha di Jakarta. Hal ini sebagaimana pernyataan Kabid Humas Polda Sulawesi Utara (Sulut), Kombes Michael Irwan Thamsil.

Bahwa Brigadir RAT datang ke Jakarta untuk menjadi pengawal seorang pengusaha. "Oh iya itu (izin cuti) kan hasil pendalaman kita di sini dari hasil pemeriksaan Bid Propam di sini ternyata yang bersangkutan ketika menjadi driver atau ajudan itu tidak dilengkapi surat tugas maupun izin dari kesatuan," ujar Michael.

Brigadir RAT sudah menjadi ajudan pengusaha di Jakarta sejak 2021 lalu. Selama tiga tahun, Brigadir RAT menjadi ajudan tanpa izin tugas. "Jadi, tanpa sepengetahuan dari pimpinan atau kasatkernya di Polresta Manado," jelasnya.

Kapolda Sulut juga memerintahkan agar Kapolresta dan Kasat Lantas Polresta Manado diperiksa. "Jadi sekali lagi tanpa sepengetahuan dari pimpinan atau kasatkernya di Polresta Manado," jelas Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Michael Irwan Thamsil.

Di lain sisi, Michael juga membantah tudingan yang menyebut Kapolresta dan Kasat Lantas Polresta Manado menerima uang Rp 10 juta dari pengusaha batu bara atau bos Brigadir RAT. "Kami sudah melakukan pemeriksaan, bahwa hal tersebut tidak benar, dan sampai saat ini Kapolresta Manado masih dilakukan pemeriksaan oleh Propam," jelasnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa meski penyelidikan sudah ditutup, pihaknya masih mendalami motif Brigadir Ridhal mengakhiri hidup. Karenanya kata dia, tidak menutup kemungkinan kasus kematian anggota Satlantas Polresta Manado, Sulawesi Utara itu kembali dibuka.

Kendati demikian, jenderal bintang empat tersebut mengatakan pihaknya akan menggelar rapat lebih dulu. "Saya kira terkait dengan kasus utamanya itu harus dijawab dulu. Terkait dengan hal-hal yang sifatnya tambahan tentunya akan dirapatkan ya, apakah perlu dan tidak," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (1/5/2024).

Di sisi lain, Listyo Sigit menuturkan pihaknya saat ini sedang melakukan pendalaman terkait motif tewasnya Brigadir RAT. "Namun, yang paling utama adalah peristiwanya yang terjadi motifnya yang sedang didalami saya kira nanti, karena itu sangat teknis biar yang menjelaskan nanti level Polres atau Polda," tutur Listyo Sigit.