Rugi Rp131,27 M, BATA PHK Karyawan hingga Tutup Pabrik

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 29 November 2024 09:53 WIB
Penjualan sepatu BATA lesu hingga mengalami kerugian [Foto: Repro]
Penjualan sepatu BATA lesu hingga mengalami kerugian [Foto: Repro]

Jakarta, MI - PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) mencatatkan kerugian yang semakin membengkak hingga mencapai Rp131,27 miliar pada kuartal III/2024. Kondisi ini semakin menekan perusahaan setelah sebelumnya menutup pabrik di Purwakarta dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap ratusan karyawan.

Direktur Sepatu Bata, Hatta Tutuko menjelaskan sejak pandemi Covid-19, penjualan BATA lesu hingga mencatatkan rugi. "Covid-19 merusak tatanan di BATA yang tadinya profit. Sekarang belum mencapai perbaikan yang diinginkan," ujarnya dalam public expose, Kamis (28/11/2024). 

Pada kuartal III/2024, BATA pun masih membukukan rugi sebelum pajak sebesar Rp131,27 miliar. Bahkan ruginya membengkak lebih dari dua kali lipat atau 151% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp52,33 miliar.

Meningkatnya kerugian ini seiring dengan penjualan yang turun 26% pada kuartal III/2024 menjadi Rp363,27 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp488,47 miliar.

"Apa yang terjadi di 2024 kita masih belum bangkit, karena tahun ini kita restructuring. Ada penutupan factory dan penghentian pegawai," kata Hatta.
 
Sebelumnya, BATA telah menutup pabrik di Purwakarta pada April 2024 lalu. Selain itu, BATA telah menyelesaikan proses pemutusan kontrak kerja dan membayar pesangon kepada karyawan yang terkena dampaknya sebesar Rp16,7 miliar hingga Mei 2024. Berdasarkan data, saat itu terdapat ratusan pegawai yang terkena PHK.

BATA juga telah terlebih dahulu menjual pabriknya di Kalibata, Jakarta pada 2009. Setelah saat itu, semua produksi berada di pabrik Purwakarta.  

Saat ini, BATA mengandalkan 100% produksi dari pemasok lokal untuk menjalankan bisnisnya. "Jalan keluarnya, kita kerja sama dengan suplier lokal agar perbaiki posisi keuangan," ujarnya. 

Selain itu, pusat distribusi perusahaan telah dipindahkan dari Purwakarta ke Jakarta. BATA juga berkerja sama dengan perusahaan logistik dalam mengelola barang di warehouse yang kemudian disalurkan ke toko-toko Sepatu Bata. 

Namun, Hatta mengatakan BATA optimistis mampu mencatatkan perbaikan kinerja keuangan ke depannya. BATA diproyeksikan akan berhenti rugi pada 2025.

Topik:

sepatu-bata phk-massal pabrik-sepatu-bata-tutup-pabrik